4 Sikap Keluarga Korban Penculikan 1998 Tolak Prabowo - Tantang Wiranto

Kamis, 14 Maret 2019 | 06:50 WIB
4 Sikap Keluarga Korban Penculikan 1998 Tolak Prabowo - Tantang Wiranto
Foto korban penculikan Tahun 1998 yang kini masih dinyatakan hilang. (Suara.com/Novian A)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

4. Jangan Sampai Pelanggar HAM Jadi Presiden

Budiarti, ibunda dari Leonardus Nugroho Iskandar atau Gilang, korban penculikan 1998 tak habis pikir dengan pelaku penculikan tega membunuh anaknya. Kini setelah 21 tahun berlalu, memori pedih terdebut ia putar kembali dalam cerita singkatnya.

"Gilang adalah salah satu korban penculikan 98 yang diperlakukan penculik sungguh tidak manusiawi," ucap Budiarti memulai ceritanya di Hotel Grand Cemara, Jakarta Pusat, Rabu (13/3/2019).

Budiarti mengaku tak rela anaknya diperlakukan tak pantas apalagi samapi harus menghilangkan nyawanya. Padahal, kata Budiarti, Gilang merupakan pribadi yang baik dan tidak pernah berkaitan dengan kejahatan.

Baca Juga: Ibu Korban Penculikan 98: Jangan Sampai Pelanggar HAM Jadi Presiden

"Padahal Gilang hanya seorang pengamen, tapi tidak pernah berbuat kriminalitas. Sampe sekarang 21 tahun saya tidak tahu pasti kesalahan apa yang anak saya lakukan dan keadlian pun belum jelas saat ini," tutur Budiarti.

Ia tak bisa membendung kesedihannya saat mengetahui dan mendapati anaknya dibunuh dengan sadis setelah diculik dalam peristiwa Mei 98 silam.

"Gilang diculik dibunuh dan jasadnya dibuang di tengah hutan dengan luka tembak. Saat itu Gilang ditemukan dalam kondisi telentang dengan tangan di bawah pohon, ulu hati di dalem kaya dikeluarin. Saya waktu begitu mendengar kabar anak saya seperti itu saya itu syok," ujar Budiarti menahan tangis.

Budiarti pun tak kuasa untuk melanjutkan cerita mengenai peristiwa yang merenggut anaknya itu. Perempuan berkerudung abu-abu itu kemudian meluapkan kekesalannya terhadap Calon Presiden Prabowo Subianto yang dianggap dan diduga sebagai dalang dan pelaku pelanggaran HAM dari peristiwa '98.

"Saya berharap jangan sampe dalam pemilihan presiden yang memimpin (pelaku) pelangaran HAM karena sebelum jadi presiden saja sudah semena-mena pada rakyat kecil seperti kepada anak saya. Dan saya berdoa jangan sampe Pak Prabowo itu jadi pemimpin di negara ini," ujar Budiarti.

Baca Juga: Keluarga Korban Penculikan 98: Pilih Jokowi, Jangan Pilih Monster Itu!

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI