"Dokternya melakukan diagnosis berdasarkan kedokteran nuklir, apotekernya menyiapkan sediaan-sediaan untuk farmasi nuklir yang biasanya waktunya sangat pendek, biasanya sekitar 3 jam sudah expired, tapi itu menjadi pengobatan yang sangat efektif," jelasnya.
"Memang kalau kita ngomongin nuklir orang-orang di kita asosiasinya masih dengan bom atom, Chernobyl yang meledak, padahal itu adalah suatu zat yang juga bisa digunakan untuk kesehatan," tambahnya.
Direktur Jenderal Kefarmasian dan Alat Kesehatan Kementrian Kesehatan, Engko Sosialine Magdalene mendukung gagasan yang tengah dijajal PP IAI terkait pemanfaatan energi nuklir dalam bidang kesehatan.
Menurut dia, pada prinsipnya pemerintah sudah selayaknya merealisasikan kebutuhan apoteker farmasi sepesialis nuklir itu.
Baca Juga: Ezra Tak Kunjung Gabung Skuat Timnas Indonesia U-23, Ini Kata Indra Sjafri
"Kalau memang ada kebutuhan (apoteker farmasi spesialis nuklir) maka pemerintah wajib merealisasikan," tutupnya.
Kontributor : Aminuddin