Suara.com - Beredarnya informasi yang viral melalui media sosial menyebut warga desa di Watu Bonang Kecamatan Badegan Ponorogo eksodus ke Malang menuai kontroversi.
Salah satu akun Facebook bernama Rizki Ahmad Ridho dalam Group Info Cegatan Wilayah Ponorogo (ICWP) menanyakan perihal kebenaran maraknya Warga Desa Watu Bonang yang pindah ke Malang dan menjual tanahnya.
Dalam postingan tertanggal 11 Maret 2019, pemilik akun tersebut menginformasikan adanya dugaan berkembangnya aliran yang menyatakan kiamat pertama bakal terjadi di desa tersebut.
Mengonfirmasi kabar tersebut, Kepala Dusun Krajan Desa Watu Bonang, Sogi (40) membenarkan informasi yang menyebutkan banyak warga setempat pergi ke Malang.
Baca Juga: Siti Aisyah Bebas, Vietnam Minta Keadilan Bagi Doan Thi Huong
Sogi mengemukakan, sedikitnya ada 16 keluarga yang pergi dari desa tersebut.
"Mereka perginya tidak bersamaan, mulainya sudah sebulan yang lalu," katanya di rumahnya, Rabu (13/3/2019).
Sogi mengungkapkan tidak semua warga yang pergi ke Malang tersebut menjual rumah maupun tanah mereka. Hanya ada tiga keluarga yang menjual untuk biaya pergi ke Malang.
Dari informasi yang didapat Sogi, kebanyakan warga yang ke Malang hanya bilang hendak menuntut ilmu di salah satu pondok pesantren di daerah Desa Sukosari, Kecamatan Kasembon Kabupaten Malang.
"Yang jual rumah kami tanya jawabnya seperti itu. Ke Malang untuk menuntut ilmu," ucapnya.
Baca Juga: Kisah Teror Pemilu, Komisioner Bawaslu RI: Mobil Saya Dilempar Batu Besar
Lebih jauh, Sogi menjelaskan kebanyakan dari warga yang pergi membawa seluruh sanak keluarga. Sehingga, lanjutnya, ada yang rumahnya dikosongkan bahkan sampai dijual.
"Keluarganya juga dibawa ke Malang," lanjutnya.
Saat dikonfirmasi masalah yang melatarbelakangi eksodus tersebut, Sogi memastikan tidak ada masalah dengan tetangga.
Dia justru menyebut mayoritas warga yang pergi ke Malang tersebut, secara sosial berperilaku baik. Pun mereka memiliki ilmu agama yang cukup mumpuni.
”Saya kira tidak ada masalah dengan warga lain,” ucapnya.