Suara.com - Wakil Ketua DPR RI Fahri Hamzah menyinggung klaim pemerintahan Presiden Joko Widodo atas pembebasan Siti Aisyah dari kasus upaya pembunuhan Kim Jong-nam. Menurutnya, pembebasan Siti Aisyah tidak terlepas dari keprofesionalitasan Malaysia dalam menjalani proses hukum internasional.
Fahri mengetahui bantahan dari Perdana Menteri Malaysia Mahathir Muhammad adanya lobi politik dari Indonesia di balik pembebasan Siti Aisyah. Selain itu, Fahri juga melihat ketegasan yang dilakukan oleh Malaysia saat menjalankan kasus hukum yang melibatkan beberapa negara.
"Malaysia itu sekarang, nama dalam ujian ya karena dia berkali-kali ada orang asing dibunuh di negaranya, mereka harus profesional dan ini Mahathir, mereka profesional," kata Fahri di Gedung Nusantara III, Kompleks Parlemen, Rabu (13/3/2019).
Fahri pun menyinggung atas klaim yang dilakukan pemerintah atas kebebasan Siti Aisyah. Sebelumnya pemerintah mengklaim bebasnya Siti Aisyah berkat upaya yang dilakukan pemerintah kepada Malaysia dengan cara melobi Mahathir.
Baca Juga: Masih 16 Tahun, Yoriko Angeline Tak Kepikiran Pacaran
"Sudahlah kalau kita itu mau klaim-klaim malu, sendiri nanti jadinya," pungkasnya.
Untuk diketahui, Siti Aisyah dinyatakan bebas dari dakwaan pembunuhan saudara tiri pimpinan Korea Utara Kim Jong-un, yakni Kim Jong-nam. Kini, Siti Aisyah pun telah dipulangkan ke Indonesia dan bisa kembali bertemu dengan sanak saudara.
Kebebasan Siti Aisyah diakui oleh Pemerintah RI sebagai hadiah indah usai perjuangan panjang Presiden Joko Widodo melakukan diplomasi diam-diam atau disebut silent diplomacy. Menteri Hukum dan HAM Yasonna Laoly terus aktif melakukan lobi dengan Jaksa Agung Malaysia Tommy Thomas hingga akhirnya Siti Aisyah pun bisa dibebaskan.
“Pemerintah sudah lama melakukan silent diplomacy kepada pemerintah Malaysia tapi dengan tetap menghormati kedaulatan hukum dan sistem peradilan di Malaysia,” kata Anggota DPR RI Komisi III Arsul Sani.
Baca Juga: Muncul Hiu Tutul di Teluk Jakarta, Ancol Klaim Pantainya Aman