AS akan Tarik 150 Staf Diplomatik dari Venezuela Pekan Ini

Bangun Santoso Suara.Com
Selasa, 12 Maret 2019 | 16:25 WIB
AS akan Tarik 150 Staf Diplomatik dari Venezuela Pekan Ini
Menteri Luar Negeri AS Mike Pompeo. (AFP)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Menteri Luar Negeri Amerika Serikat (AS) Mike Pompeo, mengatakan lewatarimedia sosialnya, "AS akan menarik semua staf kedutaan besar dari Venezuela minggu ini.”

Pompeo mengungkapkan bahwa langkah AS itu sebagai tanggapan terhadap situasi yang memburuk di Venezuela, demikian seperti dikutip dari kantor berita Anadolu, Selasa (12/3/2019).

Pada bulan Januari lalu, Departemen Luar Negeri AS menginstruksikan kepada staf tingkat kedua di Kedutaan Besar AS di Venezuela untuk meninggalkan negara tersebut.

Sementara itu, otoritas AS mengumumkan bahwa personil tingkat pertama masih akan bertugas di sana.

Baca Juga: Keluarga WNI Korban Ethiopian Airlines Siap Bantu Identifikasi Jenazah

Pemerintah AS mengeluarkan instruksi tersebut karena mereka menghadapi kesulitan saat menjaga keselamatan sekitar 150 staf yang bekerja di misi diplomatik AS di Venezuela.

Meski begitu, AS akan tetap membuka kedutaan besarnya di ibu kota Caracas.

Listrik Masih Padam

Sejumlah wartawan menggunakan telepon pintar mereka saat pemadaman listrik di Caracas, Venezuela pada Kamis, 7 Maret 2019. (Foto: AFP)
Sejumlah wartawan menggunakan telepon pintar mereka saat pemadaman listrik di Caracas, Venezuela pada Kamis, 7 Maret 2019. (Foto: AFP)

Pemerintah Venezuela memperpanjang libur nasional selama 24 jam karena pemadaman listrik berlanjut memasuki hari kelima.

Wakil Presiden Jorge Rodriguez mengatakan, pemerintah sedang mengupayakan pemulihan tenaga listrik dan mengatakan kepada televisi resmi VTV bahwa libur nasional berlanjut.

Baca Juga: Kemenhub Larang Boeing 737 Max 8 Terbang Hanya Sepekan untuk Observasi

Semua lembaga pendidikan, kantor pemerintah dan swasta, pabrik serta pusat perbelanjaan akan tetap ditutup, menurut keputusan Presiden Nicolas Maduro.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI