Suara.com - Setidaknya terdapat 21 karyawan PBB yang tewas dalam insiden jatuhnya pesawat Ethiopian Airlines, tak lama setelah lepas landas dari Addis Ababa pada Minggu (10/3/2019). Hal itu dikatakan Sekretaris Jenderal PBB Antonio Guterres.
"Tragedi global telah menyayat hati kita ... dan PBB bersatu dalam kesedihan," ujar Guterres di markas PBB di New York, seperti dikutip dari Anadolu Agency, Selasa (12/3/2019).
Semua penumpang dan awak Ethiopian Airlines ET-302 yang berjumlah 157 orang tewas setelah jatuh tak lama setelah meninggalkan ibu kota Ethiopia pada Minggu pagi.
"Rekan kami yang gugur adalah wanita dan pria - profesional junior dan pejabat berpengalaman - berasal dari seluruh penjuru dunia dan dengan berbagai keahlian," kata Guterres.
Baca Juga: Selain Cinta Segitiga, Daeng Bunuh Eljon Manik karena Saling Rebutan Bayi
"Mereka semua memiliki satu kesamaan, semangat untuk melayani orang-orang di dunia dan menjadikannya tempat yang lebih baik bagi kita semua," tambahnya.
Pasca-kecelakaan itu, Ethiopian Airlines telah melarang armada Boeing 737 Max 8 untuk terbang sampai pemberitahuan lebih lanjut.
"Meskipun kami belum tahu penyebab kecelakaan itu, kami harus memutuskan untuk mengandangkan armada tertentu sebagai tindakan pencegahan keamanan tambahan," kata maskapai itu.
Direktur maskapai Tewolde Gebremariam mengatakan pesawat itu diterima pada November lalu dan tidak memiliki masalah teknis apa pun sebelum kecelakaan maut itu.
Baca Juga: Diduga Kampanyekan Caleg, Camat Gantiwarno Diproses Gakkumdu