Suara.com - Warga Aljazair turun ke jalan pada Senin (11/3) malam untuk merayakan pembatalan pencalonan diri Presiden Abdelaziz Bouteflika untuk pemilihan umum April mendatang.
Sejumlah warga merayakan di Lapangan Maurice Audin di Aljir. Warga mengatakan kepada Dzair News bahwa mereka menginginkan "perubahan total" pemerintah.
“Semuanya perlu diubah. Kami tidak menginginkan [Noureddine] Bedoui atau [Ramtane] Lamamra,” kata kelompok demonstran seperti dikutip dari kantor berita Anadolu, Selasa (12/3).
Perdana Menteri Ahmed Ouyahia secara resmi menyampaikan pengunduran dirinya kepada Bouteflika, yang kemudian menunjuk Bedoui sebagai gantinya.
Baca Juga: Prabowo - Sandiaga Minta KPU Cepat Klarifikasi Temuan 17,5 Juta DPT Ganda
Sementara itu, Lamamra ditunjuk sebagai wakil perdana menteri.
Warga juga meluapkan kegembiraan mereka dengan memadati jalan-jalan di Kota Jijel dan Constantine.
Sementara itu, beberapa aktivis menyerukan agar aksi protes terus berlanjut sampai semua tuntutan mereka terpenuhi.
Bouteflika memutuskan untuk menunda pemilihan presiden yang rencananya akan digelar pada 18 April dan membatalkan pencalonan dirinya.
Pengumuman Bouteflika dikeluarkan di tengah protes massa yang menentang pencalonannya untuk masa jabatan kelima.
Baca Juga: Amien Rais: Tak Cuma Agum Gumelar, Prabowo Juga Tahu Tragedi Mei 98
Bulan lalu, Front Pembebasan Nasional yang berkuasa di Aljazair mencalonkan Bouteflika - yang telah memerintah Aljazair sejak 1999 - untuk masa jabatan kelima.
Sejak itu, selama tiga pekan berturut-turut, ribuan warga Aljazair dari seluruh penjuru negeri, termasuk Aljir, turun ke jalan-jalan untuk memprotes upaya Bouteflika melanggengkan kekuasaannya.
Para tokoh oposisi telah berulang kali mendesak presiden agar tak berpartisipasi dalam pemilu.