Suara.com - Presiden Aljazair Abdelaziz Bouteflika memutuskan untuk menunda pemilihan presiden yang rencananya akan digelar pada April dan membatalkan pencalonan dirinya.
Pengumuman Bouteflika dikeluarkan di tengah protes massa yang menentang pencalonannya untuk masa jabatan kelima.
Menurut Aljazair Press Service, seperti dikutip kantor berita Anadolu, Bouteflika juga menemui Perdana Menteri Ahmed Ouyahia di Aljir pada Senin dan Ouyahia mengajukan pengunduran dirinya kepadanya.
Selama perombakan kabinet, Bouteflika menunjuk Noureddine Bedoui - yang sebelumnya menjabat menteri dalam negeri - sebagai perdana menteri baru, sementara Ramtane Lamamra ditunjuk sebagai wakil perdana menteri.
Baca Juga: Copot Poster Jokowi di Depan Rumahnya, Begini Pembelaan Fauzi Baadilla
Bouteflika juga memutuskan untuk menggelar dialog yang melibatkan berbagai lapisan masyarakat Aljazair untuk mencapai formula untuk konstitusi baru yang nantinya akan dirujuk ke referendum populer.
Bulan lalu, Front Pembebasan Nasional yang berkuasa di Aljazair mencalonkan Bouteflika - yang telah memerintah Aljazair sejak 1999 untuk masa jabatan kelima.
Sejak itu, selama tiga pekan berturut-turut, ribuan warga Aljazair dari seluruh penjuru negeri, termasuk Aljir, turun ke jalan-jalan untuk memprotes upaya Bouteflika melanggengkan kekuasaannya.
Para tokoh oposisi telah berulang kali mendesak presiden agar tak berpartisipasi dalam pemilu.
Baca Juga: Ribuan Surat Suara Rusak Ditemukan di Kabupaten Tangerang