BPN Pastikan Prabowo Gelar Pengadilan HAM Jika Jadi Presiden

Selasa, 12 Maret 2019 | 12:06 WIB
BPN Pastikan Prabowo Gelar Pengadilan HAM Jika Jadi Presiden
Prabowo Subianto di Bandung, Jawa Barat. [dok.BPN Prabowo - Sandiaga]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Badan Pemenangan Nasional atau BPN Prabowo - Sandiaga memastikan Prabowo Subianto akan menggelar pengadilan hak asasi manusia atau Pengadilan HAM jika terpilih menjadi presiden. Pengadilan HAM itu untuk mengungkap kasus pelanggaran HAM 1998, kasus pembunuhan Munir dan kasus-kasus HAM lainnya.

Hal itu dinyatakan Wakil Ketua BPN Priyo Budi Santoso lewat akun Twitternya, @PriyoBudiS. Hal itu untuk menanggapi pernyataan Anggota Dewan Pertimbangan Presiden Agum Gumelar yang mengetahui secara persis sejumlah aktivis 98 yang dibunuh dan dibuang oleh Tim Mawar saat kerusuhan pada 1998 lalu.

"Saya pastikan jika mas @prabowo sudah menjadi Presiden RI akan memerintahkan digelar pengadilan HAM utk kasus 98, kasus alm Munir, dan kasus-kasus HAM lainnya," begitu kicauan Priyo.

Sebelumnya, Anggota Dewan Pertimbangan Presiden Agum Gumelar mengakui ia mengetahui secara persis sejumlah aktivis 98 yang dibunuh dan dibuang oleh Tim Mawar saat kerusuhan pada 1998 lalu. Tim Mawar adalah sebuah tim kecil dari kesatuan Komando Pasukan Khusus Grup IV, Tentara Nasional Indonesia Angkatan Darat. Tim ini disebut sebagai dalang dalam operasi penculikan para aktivis politik pro-demokrasi.

Baca Juga: Hashim Djojohadikusumo Ungkap Detik-detik Jokowi 'Telikung' Prabowo di 2014

Agum Gumelar menyebut jika Tim Mawar bertugas melakukan eksekusi. Hal itu diungkapkan oleh Agum dalam sebuah diskusi.

Salah seorang audiens mengabadikan momen Agum Gumelar yang bercerita dengan rinci proses penculikan aktivis 98 dan diunggah di akun Facebook KataKita. Saat itu, Agum Gumelar menjadi salah satu anggota Dewan Kehormatan Perwira (DKP) yang bertugas melakukan investigasi kasus penculikan aktivis.

Agum Gumelar pun melakukan berbagai pendekatan dengan para anggota Tim Mawar yang merupakan anak buahnya saat ia masih menjadi Danjen Kopassus.

“Tim mawar yang melakukan penculikan itu anak buah saya semua itu. Saya juga pendekatan hati ke hati diluar pekerjaan DKP. Kemudian ketika dari hati ke hati di sinilah saya tahu matinya orang-orang, dibuangnya di mana saya tahu,” kata Agum Gumelar seperti dikutip Suara.com, Senin (11/3/2019).

Dalam penjelasannya yang direkam melalui video, Agum Gumelar tidak membeberkan lebih lanjut lokasi pembunuhan dan para aktivis dibuang. Namun, Agum Gumelar bercerita dari sederetan investigasi yang dilakukan ditemui fakta bahwa ada kesalahan yang dilakukan oleh Prabowo Subianto yang saat itu menjadi Danjen Kopassus.

Baca Juga: Adik Prabowo Bongkar Rahasia Politik Jokowi hingga Jadi Gubernur DKI

Seluruh anggota DKP pun mengirimkan rekomendasi kepada panglima TNI untuk memberhentikan Prabowo dari satuan militer. Rekomendasi itu ditandatangani oleh 7 orang perwira, Agum Gumelar dan Susilo Bambang Yudhoyono ikut menyetujui rekomendasi itu.Agum menjelaskan, hingga Danjen Kopassus ke 31, hanya ada satu Danjen Kopassus yang diberhentikan karena terkait dengan kasus pelanggaran HAM berat, yakni Prabowo Subianto.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI