Dalam Setahun, Seribu Lebih Anak-anak Suriah Tewas Akibat Perang

Bangun Santoso Suara.Com
Selasa, 12 Maret 2019 | 10:29 WIB
Dalam Setahun, Seribu Lebih Anak-anak Suriah Tewas Akibat Perang
Ilustrasi anak-anak Suriah di Douma saat berbuka puasa bersama. (AFP)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Tahun 2018 ditandai dengan tingginya angka kematian anak-anak di Suriah. Perang saudara di negara itu sudah memasuki tahun kesembilan, kata Badan PBB Urusan Anak-anak, UNICEF, Senin (11/3).

"Anak-anak di banyak bagian negeri itu masih menghadapi sangat banyak bahaya seperti kapan saja selama konflik delapan tahun tersebut," kata Direktur Pelaksana UNICEF Henrietta Fore di dalam satu pernyataan.

"Pada 2018 saja, 1.106 anak-anak tewas dalam pertempuran --jumlah paling banyak anak yang menemui ajal dalam satu tahun sejak meletusnya perang. Ini baru jumlah yang bisa diabsahkan oleh PBB, yang berarti jumlah sesungguhnya mungkin jauh lebih banyak," kata wanita pejabat itu.

Fore mengatakan, 262 serangan dilancarkan terhadap lembaga pendidikan dan kesehatan pada 2018, yang ia gambarkan sebagai "jumlah paling banyak", demikian laporan Kantor Berita Turki, Anadolu yang dikutip dari Antara, Selasa (12/3/2019).

Baca Juga: Hashim Djojohadikusumo Ungkap Detik-detik Jokowi 'Telikung' Prabowo di 2014

Ia menyampaikan keprihatinan mengenai situasi di Idlib di bagian barat-laut Suriah, tempat "peningkatan kerusuhan dilaporkan telah menewaskan 59 anak kecil dalam beberapa pekan belakangan ini saja".

"Anak-anak dan banyak keluarga di tanah tak bertuan terus hidup dalam ketidak-pastian. Situasi keluarga di Rukban, dekat perbatasan Jordania, terus menghadapi keputus-asaan, dengan akses terbatas ke makanan, air, tempat berteduh, perawatan kesehatan, dan pendidikan," kata wanita pejabat tersebut.

Kondisi yang Memburuk

Bus rombongan peziarah Muslim Syiah dari Irak yang terkena ledakan bom bunuh diri di Damaskus, Suriah, Minggu (12/3/2017). [ARIS MESSINIS / AFP]
Ilustrasi bus rombongan peziarah Muslim Syiah dari Irak yang terkena ledakan bom bunuh diri di Damaskus, Suriah, Minggu (12/3/2017). [ARIS MESSINIS / AFP]

Direktur UNICEF tersebut juga "khawatir dengan kondisi yang bertambah buruk di Kamp Al Hol di bagian timur-laut (di Gubernuran Hasakeh) yang saat ni menampung lebih dari 65.000 orang, termasuk sebanyak 240 anak tanpa pendamping atau yang terpisah dari keluarga mereka".

"Sejak Januari tahun ini, hampir 60 anak dilaporkan meninggal saat melakukan perjalanan sejauh 300 kilometer dari Baghouz di Suriah Timur menuju kamp itu," katanya.

Baca Juga: Lucinta Luna Habiskan Rp 1 M Gergaji Tulang Pinggang Hingga Operasi Bokong

Nasib anak-anak petempur asing di Suriah masih tidak jelas," kata wanita pejabat itu.

UNICEF "mendesak negara anggota agar memikul tanggung-jawab untuk anak-anak yang kewarganegaraan mereka atau yang dilahirkan dalam kewarganegaraan mereka dan melakukan tindakan untuk melindungi anak-anak menjadi tidak memiliki negara".

Badan PBB tersebut, kata Fore, kembali menyampaikan seruan "kepada semua pihak dalam konflik itu, serta mereka yang memiliki pengaruh atas mereka, untuk memprioritaskan perlindungan buat semua anak, tak peduli siapa yang menguasai daerah mana dan tak peduli dugaan afiliasi keluarga seorang anak".

Sebelum konferensi pemberian janji di Brussels pada 12-14 Maret, Fore mendesak negara donor agar "mempertahankan kebaikan mereka buat anak-anak Suriah dan negara tetangganya".

Suriah baru saja keluar dari konflik yang menghancurkan negeri tersebut, yang meletus pada 2011, ketika Pemerintah Presiden Bashar al-Assad menindas demonstran dengan kekuatan yang tak pernah terjadi sebelumnya.

Ratusan ribu warga sipil telah tewas atau meninggalkan tempat tinggal mereka akibat konflik itu, terutama akibat serangan udara pemerintah terhadap daerah yang dikuasai oposisi.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI