Mendengar jawaban Jokowi yang menyatakan PDI Perjuangan masih enggan mengusung kader partainya menjadi calon DKI 1, Prabowo kemudian menemui Megawati Soekarnoputri selaku ketua umum partai berlambang banteng itu. Adapun kedatangan Prabowo itu untuk 'merayu' Megawati dari pilihan sebelumnya Fauzi Bowo agar beralih ke Jokowi.
"Yang bener setelah itu Pak Prabowo mendesak Ibu Mega untuk menunjuk, mengusung Pak Jokowi. Itu Pak Prabowo yang mendesak dan akhirnya meyakinkan Ibu Mega untuk dukung," ujar Hashim.
"Pada awalnya Ibu Mega tidak mau dukung, tidak mau dukung Pak Jokowi, tidak mau dukung Jokowi tetap mau dukung Fauzi Bowo. Ini sejarah loh pak ini benar, ini kebenaran. Makanya kalau ada yang mau rekam silakan," sambung Hashim.
Peran Hashim dalam pencalonan Jokowi dan Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok di Pilkada DKI Jakarta 2012 sangat vital. Ia bukan hanya menjadi kepanjangtanganan Prabowo, namun ia juga yang menjadi penyandang dana kampanye utama untuk keduanya.
Baca Juga: Padang Diguncang Gempa Berkekuatan Magnitudo 5,8
"Setoran beliau saya yang bikin, saya yang bikin rekening gabungan Jokowi-Ahok itu saya yang bikin di cabang Mandiri di Mid Plaza. Kalau mau lihat ada, saya yang bikin dan setoran pertama satu miliar itu dari saya karena beliau bilang beliau tidak ada uang. Dan seterusnya dan seterusnya sampai dia menang," ungkap Hashim.
Begitulah penuturan Hashim dalam rekaman video tersebut mengenai peran ia dan kakaknya Prabowo dalam pencalonan Jokowi-Ahok di Pilkada DKI Jakarta 2012.
Jokowi-Ahok yang kala itu diusung Partai Gerindra dan PDI Perjuangan berhasil mengalahkan calon petahana Fauzi Bowo-Nachrowi Ramli yang diusung Partai Demokrat dan enam partai lainnya. Meski begitu, kemenangan Jokowi dari petahana harus dilalui hingga dua putaran.
Jokowi-Ahok menang dengan selisih 351.315 suara dari Fauzi Bowo-Nachrowi Ramli. Dari total 4.592.945 suara sah, Jokowi meraih 2.472.130 suara atau sekitar 53, 82 persen. Sedangkan Fauzi Bowo mengantongi 2.120.815 suara atau 46,18 persen.