"Operasi pencarian dan penyelamatan sedang berlangsung dan kami tidak memiliki informasi yang dikonfirmasi tentang selamat atau kemungkinan korban," kata maskapai itu dalam sebuah pernyataan.
Kantor perdana menteri langsung mengirimkan bela sungkawa melalui Twitter untuk mereka yang menjadi korban dalam kecelakaan itu.
Ethiopian Airlines adalah maskapai pelat merah milik negara serta operator paling besar di benua Afrika. Tahun lalu, Ethiopian Airlines tercatat menerbangkan 10,6 juta penumpang.
Kecelakaan besar terakhir pada Januari 2010, ketika penerbangan dari Beirut, ibu kota Lebanon, turun tak lama setelah tinggal landas.
Sementara BBC menyebutkan bahwa tidak ada penumpang yang selamat dalam kecelakaan di Bishoftu ini.
Di antara para penumpang, terdapat 19 orang berstatus pekerja di PBB dan organisasi yang berafiliasi dengan PBB.
Lebih dari 4.700 pejabat telah berkumpul di Nairobi untuk kegiatan Majelis Lingkungan PBB dari 11 hingga 15 Maret.
Sedangkan di antara penumpang pesawat nahas tersebut, ada pula warga negara Indonesia.