KRL Anjlok, Dihimbau Tidak Dibawa ke Ranah Politik

Dythia Novianty Suara.Com
Minggu, 10 Maret 2019 | 15:17 WIB
KRL Anjlok, Dihimbau Tidak Dibawa ke Ranah Politik
Kondisi KRL Commuter Line 1722 yang anjlok di pintu perlintasan Kebon Pedes, Tanah Sareal, Kota Bogor, Jawa Barat, Minggu (10/3). [Suara.com/Novian Ardiansyah]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Kejadian anjloknya kereta api Commuter Line pada Minggu (10/3/2019) diharapkan tidak dibawa ke ranah politik. Hal ini disampaikan Letnan Jenderal TNI (purn) Johanes Suryo Prabowo.

Melalui akun Twitter resminya @marierteman, mantan Kasum (Kepala Staf Umum TNI) ini mencuitkan jika apa yang terjadi pada Commuter Linet tersebut tidak digunakan untuk mobilisasi massa dan tidak dijadikan sebagai ajang mencari perhatian Pemilu 2019 ini.

"Untuk penumpang,
semoga tdk ada korban jiwa.

Untuk para Direksi,(semua BUMN) semoga dpt memahami tanda alam yg menjelang Pilpres ini kurang bersahabat.

Baca Juga: Lokomotif Baru Disiapkan untuk Tarik Gerbong KRL yang Anjlok

Hindari dulu mobilisasi massa dan foto-fotoan di KRL untuk kepentingan politik Pilpres," cuitnya.

Postingan soal KRL anjlok. [Twitter]
Postingan soal KRL anjlok. [Twitter]

Seperti di ketahui, PT Kereta Commuter Indonesia (KCI) di akun Twitter resminya menyebut KA 1722 jurusan Jatinegara - Bogor mengalami anjlok antara Stasiun Cilebut - Bogor mengalami anjlok tertimpa tiang listrik.

"Selamat siang. Dapat kami sampaikan KA 1722 (Jatinegara-Bogor) mengalami anjlok antara Stasiun Cilebut-Bogor dan masih dalam proses evakuasi unit terkait. Untuk perjalanan KA saat ini belum dapat dilalui," tulisnya lagi.

Hal ini juga dibenarkan oleh VP Komunikasi Perusahaan Eva Chairunisa dalam keterangannya.

Baca Juga: Firasat Netizen Jelang Anjloknya KRL Jakarta - Bogor

"Hingga kini perjalanan KRL lintas Bogor Jakarta Kota/Jatinegara dan sebaliknya belum dapat dilayani," ujarnya, Minggu (10/3/2019).

Seperti diketahui, anggota Koalisi Masyarakat Sipil Bivitri Susanti menyebut, alasan polisi membekuk aktivis HAM sekaligus akademisi Robertus terkait kasus dugaan penghinaan terhadap intitusi TNI karena berdasarkan delik aduan. Dia menduga, pelapor dalam kasus ini tak lain adalah Letnan Jenderal TNI (purn) Johanes Suryo Prabowo.

Namun, J.S Prabowo sempat membantah menjadi pelapor di balik kasus penghinaan TNI yang kini menjerat Robet. Pensiuan TNI itu justru menyebut pernyataan yang disampaikan Bivitri adalah tidak benar.

"Bohong," kata Prabowo singkat melalui pesan singkat kepada Suara.com.

Namun, JS Prabowo yang memiliki akun Twitter bernama @marierteman, sempat mengomentari nyanyian Mars ABRI saat Robet berorasi dalam aksi Kamisan di depan Istana Negara, Jakarta, pada Kamis (28/2/2019).

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI