Suara.com - Pasangan Joko Widodo (Jokowi) - Ma'ruf Amin akan menaikkan cukai rokok di Indonesia jika terpilih di Pilpres 2019.
Anggota Tim Kampanye Nasional (TKN) Jokowi - Ma'ruf, Hasbullah Thabrany mengatakan urusan pengendalian cukai bukan saja urusan terkait kesehatan, namun juga berkaitan dengan sektor perindustrian, ekonomi, sosial, dan agama.
"Salah satu caranya adalah dengan naikan harga rokok dengan naikan cukai. Rokok ini persoalannya multi sektoral. Tidak hanya kesehatan, ada masalah sosial, ekonomi, bahkan agama," ujar Hasbullah di acara diskusi bertajuk Menuju Debat III Menakar Visi Misi Kesehatan di D' Consulate, Menteng, Jakarta, Sabtu (9/3/2019).
"Jadi cukup kompleks. Tapi kita akan bergerak menyesuaikan dengan kondisi, dengan tujuan yang sama," Hasbullah menambahkan.
Baca Juga: Razia Topeng Monyet, JAAN dan Pemprov DKI Amankan Pelaku Usaha
Hasbullah menilai cukai rokok di Indonesia masih terlalu rendah jika dibanding dengan sejumlah negara-negara di dunia. Contohnya kata dia, cukai rokok di Singapura mencapai 90 persen dan Thailand 84 persen.
"Di Singapura cukai rokok itu 90 persen dari harga, di Muangthai 84 persen dari harga rokok. Ini pasti akan naik. Industri juga tahu akan naik," ucap dia.
Meski belum memperhitungkan angka pasti kenaikkan cukai rokok, pihaknya berencana menaikkan cukai rokok diatas 57 persen jika Jokowi - Ma'ruf menang.
"Belum kita perhitungkan berapa persennya. Tapi targetnya di atas yang sekarang, di atas 57 persen," kata Hasbullah.
Menurut Hasbullah, Presiden Jokowi kerap mengingatkan kepada masyarakat untuk tidak menggunakan uang dari Program Keluarga Harapan (PKH) dan uang jaminan sosial untuk digunakan membeli rokok.
Baca Juga: Peradaban Majapahit Ditemukan, Proyek Tol Pandaan - Malang Sementara Setop
"Saya kira pak Jokowi sudah berkali-kali jangan menggunakan uang PKH, uang jaminan sosial untuk rokok. Gunakan lah untuk membali makanan sehat," kata dia.