Suara.com - Sejumlah pedagang kaki lima (PKL) berjajar menjual barang dagangannya di sekitar trotoar dekat Pasar dan Stasiun Tanah Abang, Jakarta Pusat.
Terlihat pedagang berjejer menjajakan dagangannya mulai dari kerudung, ikat pinggang, sandal, baju sampai makanan. Lapak PKL yang berjejer memakan hampir sebagian badan trotoar.
Beberapa pejalan kaki bahkan harus berdesak-desakan untuk berjalan. Selain mengganggu akses pejalan kaki, para PKL kerap kali membuat kemacetan.
Salah satu pedagang baju Tohir mengaku sering ditertibkan oleh petugas. Namun barang dagangannya belum pernah sampai ditahan oleh petugas.
Baca Juga: Anggota Satpol PP Dibacok Preman Saat Tertibkan PKL di Pasar
Dari pantauan Suara.com tidak terlihat petugas Satpol PP yang berjaga di area trotoar sekitar Stasiun Tanah Abang.
"Sebenarnya tidak boleh sering kucing-kucingan setiap hari biasanya pagi sampai siang, kalau sore gini sudah tidak ada yang razia," ujar Tohir saat ditemui Suara.com, Jumat (8/3/2019).
Menurutnya, berdagang di atas trotoar cukup menguntungkan meski mengganggu ketertiban. Di saat yang bersamaan, terlihat beberapa pembeli sedang melakukan tawar-menawar dengan PKL.
Harga obral yang ditawarkan menjadi daya tarik tersendiri mulai dari Rp 20 ribu sampai Rp 100 ribu.
Pejalan kaki seperti Ranti yang menggunakan Commuter Line dari Stasiun Tanah Abang yang harus melintas trotoar mengaku cukup merasa terganggu dengan adanya PKL yang berjualan.
Baca Juga: Polisi Memburu 3 Orang Biang Kerok Kerusuhan PKL Tanah Abang
"Terganggu cuma mau gimana lagi, kadang-kadang suka belanja di sini juga kalau lewat," ujar Ranti.