Suara.com - Indonesia Police Watch (IPW) menyebut kelompok radikal dan eks teroris tumbuh subur dan bangkit di sejumlah wilayah di Indonesia saat pihak kepolisian sedang fokus pada Pemilu 2019. Mereka diantaranya tumbuh di Jawa Barat, Sulawesi Selatan, Sumatera Utara, Sumatera Barat, Jawa Tengah, dan Papua.
"Konsentrasi jajaran kepolisian untuk mengamankan proses pileg dan pilpres sepertinya membuat kelompok-kelompok radikal dan eks teroris mendapat celah untuk tumbuh dan berkembang," kata Ketua Presidium IPW Neta S. Pane seperti dilansir Antara, Jumat (8/3/2019).
Kasus pembakaran mobil di Jawa Tengah dan penembakan yang terus terjadi di Papua dianggapnya sebagai gambaran bahwa kelompok radikal mendapat peluang untuk beraksi.
IPW kemudian meminta pada jajaran kepolisian untuk merapatkan barisan dan melakukan deteksi dini serta melakukan antisipasi pada kelompok kelompok radikal dan eks teroris yang diduga mendapat ruang gerak selama proses pemilu.
Baca Juga: Bersikeras Lepas Saham DLTA, Anies: Jakarta Butuh Air Bersih Bukan Alkohol
"Polri perlu memaksimalkan polsek dan polresnya dalam melakukan pagar betis," katanya.
Menurutya, kelompok radikal bermain di antara euforia dan dinamika politik yang kian panas serta adanya partai politik yang haus dukungan untuk mengamankan elektabilitas.
"Polri diingatkan tidak gamang dan khawatir dinilai tidak netral karena kelompok-kelompok itu berkamuflase di balik partai politik," katanya.
Selain itu Neta berharap partai politik tidak berpola pikir pragmatis di tahun politik 2019 dan mau memberikan konsensi atau peluang kepada kelompok radikal yang hendak mengikis Bhinneka Tunggal Ika, hanya demi sebuah harapan dukungan untuk elektabilitas.
Ia menilai konsensi yang diberikan partai politik itu akan menimbulkan benturan di masyarakat. Jika benturan terjadi, maka kelompok radikal dan eks teroris dinilai akan semakin mendapat celah untuk beraksi.
Baca Juga: Dipenjara Lagi, Pimred Setiyardi Sumbang Makanan Launching Obor Rakyat
"Bagaimana pun pileg dan pilpres pada 2019 bukanlah tujuan akhir bangsa ini. Negeri yang aman dan saling menghargai dalam bingkai Bhineka Tunggal Ika adalah harapan bangsa ini sejak awal kemerdekaan," kata Neta.