Suara.com - Pecalang atau petugas pengamanan adat Bali di wilayah Desa Adat Tuban, Badung, Bali, melakukan patroli berkeliling wilayah setempat saat malam Hari Raya Nyepi tahun Saka 1941.
"Patroli malam ini dilakukan untuk menjamin keamanan dan kelancaran umat Hindu yang saat ini sedang menjalankan brata penyepian," ujar Bendesa Adat Tuban, I Wayan Mendra, di Badung, seperti diberitakan Antara, Kamis (7/3/2019).
Ia mengatakan, patroli malam tersebut dilakukan khususnya untuk memastikan kondisi lampu penerangan rumah warga, termasuk penerangan kamar-kamar hotel yang dihuni wisatawan telah dipadamkan.
"Hal itu berkaitan dengan salah satu Catur Brata penyepian yaitu, 'amati geni' atau tidak menyalakan api termasuk menyalakan lampu selama Hari Raya Nyepi," katanya.
Baca Juga: Dinilai Hina Pahlawan Agus Salim, PDIP Minta Rocky Gerung Lepas Status WNI
Selain itu, patroli dilakukan untuk menjaga keamanan dan mengantisipasi berbagai kemungkinan tindak kriminalitas yang dapat terjadi saat Hari Raya Nyepi.
"Jadi kami juga antisipasi tindak kriminalitas seperti kalau ada penyusup yang masuk ke wilayah desa kami dengan niat melakukan perbuatan kriminal," katanya.
Saat melakukan patroli di malam Nyepi itu, Pecalang setempat juga melakukan penjagaan terhadap sejumlah umat Muslim yang melakukan ibadah salat Isya berjamaah di Masjid Agung Asasuttaqwa.
"Kami memberikan toleransi kepada umat Muslim, termasuk umat beragama lain yang melakukan kegiatan peribadatan saat Hari Raya Nyepi, baik siang maupun malam," kata Wayan Mendra.
Ia menjelaskan, saat Hari Raya Nyepi, umat Muslim di wilayah itu diberikan kesempatan untuk menjalankan ibadah dengan kondisi penerangan yang minim serta tidak menggunakan pengeras suara.
Baca Juga: Neng Ning Nung Nang Meneng Hening Hanung Menang, Nyepi di Tahun Politik
"Mereka juga tidak diperkenankan menggunakan kendaraan bermotor. Oleh karena itu, biasanya yang beribadah hanya warga yang tempat tinggalnya berada di dekat kawasan masjid," ujarnya.
Haji Hanafi, seorang warga yang menjalankan ibadah di masjid tersebut mengatakan, setiap Hari Raya Nyepi pihak desa selalu memberikan toleransi bagi umat Muslim yang akan melakukan kegiatan ibadah seperti salat berjamaah di masjid.
"Alhamdulillah ibadah bisa lancar dan tidak terganggu, kami juga tetap saling menghargai dan menghormati umat Hindu saat Hari Raya Nyepi dengan tidak menggunakan pengeras suara serta lampu penerangan yang minim," katanya.