Suara.com - 4 Cerita Setelah Pasar Blok A Kebayoran Kebakaran
Sebanyak 414 kios di Pasar Blok A Kebayoran Baru terbakar, Rabu (6/3/2019) kemarin. Api yang membakar Pasar Blok A sejak pukul 04.30 WIB dan baru berhasil dipadamkan pada pukul 07.00 WIB.
Kebakaran yang terjadi di Pasar Blok A, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, Rabu (6/3/2019) pagi diduga membesar karena bangunan pasar tersebut terbuat dari triplek atau papan kayu tipis. Pada dasarnya, Pasar Blok A merupakan pasar penampungan sementara.
Kebakaran itu diduga karena korsleting listrik ini membesar sejak pukul 04.30 WIB. Menurut pengakuan salah satu pedagang, tidak sampai satu jam hingga si jago merah menghanguskan seluruh isi pasar.
Baca Juga: Pasar Blok A Terbakar, Pedagang Sebut Dijanjikan Hanya 2 Tahun Berjualan
Kisah pilu yang tersisa setelah Pasar Blok A kebakaran. Berikut rangkumannya:
1. Pedagang Pasar Blok A Keluhkan Solusi dari Anies
Gubernur DKI Jakarta, Anies Baswedan memberikan beberapa solusi pasca kebakaran di Pasar Blok A untuk merelokasi para pedagang ke Pasar Pondok Indah. Namun, para pedagang mengaku belum puas dengan solusi yang diberikan Anies.
Pedagang mengaku keberatan jika harus dipindah ke Pondok Indah. Lokasi tersebut dianggap terlalu jauh dan tidak memiliki pembeli langganan di daerah itu. Bantuan Rp 10 juta juga dianggap tidak mampu menutupi sebagian dari kerugian akibat kebakaran.
"Aduh Pondok Indah jauh, langganan juga di sini semua. Tapi ya Alhamdulillah kalau emang di bantu 10 juta. Tapi kita aja modal ratusan juta," ujar Sarmini (60) di pasar penampungan sementara blok A, Jakarta Selatan, Rabu (6/3/2019).
Baca Juga: Pasca Kebakaran, Pedagang Pasar Blok A Keluhkan Solusi dari Anies
Sebelumnya, Pemerintah Provinsi DKI Jakarta mengaku akan memberikan bantuan Rp 10 juta ke pedagang korban kebakaran Pasar Blok A. Uang itu akan dibagikan ke 60 pegadang pemilik kios.
Uang itu sebagai pembiayaan permodalan. Sehingga bisa jadi modal awal untuk mereka memulai usaha. Selain bantuan modal, para pedagang korban kenakaran akan dipindah ke Pasar Pondok Indah.
2. Ada Kerusakan Kecil di Infrastruktur MRT Jakarta
Kebakaran di Pasar Penampungan sementara Blok A, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, Rabu (6/3/2019) dini hari ternyata turut menimbulkan kerusakan ringan pada infrastruktur MRT Jakarta.
Corporate Secretary Division Head MRT Jakarta Muhammad Kamaludin menjelaskan, lokasi kebakaran persis di samping gardu induk atau Receiving Sub Station MRT Jakarta.
"Kerusakan kecil pada pagar pembatas area gardu induk," ujar Muhammad Kamaludin dalam keterangan tertulis yang diterima Suara.com.
Kekinian, pihaknya sedang melakukan perbaikan kerusakan diarea tersebut. Ia menambahkan, setelah dicek, seluruh peralatan gardu induk dalam kondisi normal serta jalur layang siap untuk beroperasi.
3. Brankas Berisi Emas terbakar
Toko emas ikut ludes saat si jago merah melalap Pasar Blok A, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, Rabu (6/3/2019) pagi. Saat kebakaran terjadi, seluruh emas di toko tersebut ke dalam kondisi tersimpan di sebuah brankas besar.
Setelah api berhasil dipadamkan, pemilik toko emas, Lani (65) mengaku belum bisa memastikan kondisi emas yang berada dalam brankas tersebut. Hal tersebut terjadi karena kunci brankas ikut meleleh saat kebakaran.
"Belum tahu kerugiannya. Kejadiannya kan pagi, lagi tutup jadi emasnya di brankas semua," ujar Lani saat ditemui wartawan di lokasi.
Demi keamanan, Lani akhirnya memilih untuk mengangkut brankas tersebut untuk dibawa ke rumahnya. Nantinya ia akan memanggil teknisi kunci untuk membuka brankasnya.
Lani mengaku tidak memiliki asuransi untuk dua kios emas miliknya. Menurutnya kondisi pasar penampungan sementara tersebut buruk sehingga tidak ada perusahaan asuransi yang menyetujuinya.
4. Muhidin Selamatkan Teman daripada Duitnya Rp 25 Juta
Si jago merah tanpa ampun melalap habis 414 kios pedagang di Pasar Blok A, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, Rabu (6/3/2019) dini hari. Satu kisah heroik terselip di dalamnya.
Pedagang kopi bernama Muhidin, justru memilih membangunkan pedagang lain ketika api mulai mengepung, ketimbang menyelamatkan uang Rp 25 juta di lemari kiosnya.
”Asap tebal sudah memenuhi bagian dalam pasar. Pedagang lain masih tertidur, akhirnya saya membangunkan mereka agar bisa lolos,” kata Muhidin.
Lelaki kelahiran Bogor 42 tahun silam tersebut menuturkan, api mulai menjalar tatkala ia dan rekan-rekannya tengah salat Subuh di lantai 2 pasar.
Setelah salat, mereka melihat kepulan asap mulai menebal dari lantai bawah pasar. Tanpa aba-aba, Muhidin cepat-cepat membereskan dagangannya dan menuju tempat pedagang lain tertidur.
”Saya merangkak untuk menuju tempat teman-teman tertidur, karena asap semakin tebal.”
Selepas membangun pedagang lain, Muhidin bahu membahu dengan rekan-rekannya mencoba memadamkan api.
Tapi api semakin membesar dan menyambar dari satu kios ke lapak lain, termasuk gerai dan uang puluhan juta miliknya.
Walau kehilangan uang, Muhidin turut andil menyelamatkan orang-orang sehingga tak ada korban jiwa dalam kebakaran tersebut.