Suara.com - Juru Bicara Badan Pemenangan Nasional (BPN) Prabowo - Sandiaga, Andre Rosiade menilai program Kartu Pra Kerja yang dijanjikan Calon Presiden petahana Joko Widodo atau Jokowi hanyalah janji manis demi mendapatkan simpatik masyarakat. Sebab, menurut Andre, janji-janji Jokowi pada Pilpres 2014 lalu juga banyak yang belum terealisasi.
Janji-janji Jokowi yang dimaksud Andre ialah janji menghentikan impor pangan, membangun infrastruktur pedesaan hingga membangun perumahan murah untuk rakyat.
"Kan masih banyak janji kampanye di 2014 yang belum dilaksanakan. Janji manis yang dulu ditebar belum terpenuhi, sekarang justru sudah keluarkan janji baru," kata Andre di Jakarta, Rabu, (6/3/2019).
Menurutnya, komponen gaji dalam Kartu Pra Kerja yang akan diberikan kepada penduduk lulusan SMK yang belum mendapatkan pekerjaan justru akan menghabiskan anggaran yang sangat besar.
Baca Juga: Bangunan Serba Triplek Picu Api Membesar di Pasar Blok A
Hal itu diungkapkan Andre seraya dengan melihat data Badan Pusat Statistik (BPS) yang menyebut tingkat pengangguran terbuka di Indonesia berjumlah sekitar tujuh juta jiwa.
Apabila Jokowi merealisasikan pemberian gaji itu semisal Rp 1 juta per orang, maka pemerintah harus menggelontorkan dana sekitar Rp 7 triliun.
"Jika Jokowi memaksakan program Kartu Pra Kerja maka janjinya itu akan membahayakan APBN. Dari mana Jokowi akan membiayai janjinya itu?," ujarnya.
"Wapres JK sudah menyatakan bahwa itu hanya bisa dilakukan di negara maju dengan penduduk sedikit," sambungnya.
Andre pun meminta Jokowi untuk segera bertobat dan berhenti menebar janji-janji palsu. Terlebih menurut Andre saat ini Jokowi malah sering membuat program yang membebani keuangan negara.
Baca Juga: Cinta Segitiga, Daeng Pukul Kepala Eljon Pakai Tabung Gas Melon
"Janji-janji Jokowi ini hanyalah pembodohan menjelang Pilpres. Sampai sekarang BPJS yang merupakan program kartu sehat dalam Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) saja masih menunggak utang," ucapnya.