Demonstrasi Meluas, Ribuan Warga Aljazair Tuntut Presiden Bouteflika Mundur

Bangun Santoso Suara.Com
Rabu, 06 Maret 2019 | 06:10 WIB
Demonstrasi Meluas, Ribuan Warga Aljazair Tuntut Presiden Bouteflika Mundur
Aksi demonstrasi puluhan ribu mahasiswa di Aljazair, menolak Presiden Abdelaziz Bouteflika maju kembali dalam pemilu setelah 20 tahun berkuasa. (Foto: AFP)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Ribuan warga Aljazair terus bergerak dalam protes yang dperbarui di Ibu Kota hingga kota-kota lain pada Selasa (5/3). Mereka kompak menyerukan agar Presiden Abdelaziz Bouteflika mengundurkan diri serta menolak tawarannya untuk tidak menjalani tugas secara penuh setelah pemilihan umum pada April.

"Permainan berakhir," demikian isi salah satu poster "sistem ... pergilah" seru para demonstran seperti diwartakan Reuters.

Protes itu muncul karena kepemimpinan yang kurang dan organisasi di negara itu masih dikuasai oleh para veteran perang kemerdekaan 1954-1962 dari Prancis termasuk Bouteflika.

Kerusuhan masih menjadi tantangan terbesar bagi pemimpin yang sakit dan elit penguasa, partai yang berkuasa, pengusaha, militer dan petugas keamanan.

Baca Juga: Senin Dini Hari, Gudang Dekat Garuda Indonesia Cengkareng Terbakar

Puluhan ribu warga berunjukrasa di kota-kota Algeria sebagai protes terbesar sejak kebangkitan Arab 2011, menyerukan Bouteflika (82) untuk tidak mengajukan diri dalam pemilu 18 April mendatang. Surat pengajuan diajukan pada Minggu.

Pada Selasa, ratusan pelajar melakukan protes di kota-kota termasukConstantine, Annaba dan Blida .
Bouteflika yang sudah berkuasa selama 20 tahun, sudah tidak pernah tampil di depan umum sejak menderita stroke pada 2013.

Generasi muda Algeria yang berada di garis depan protes menghendaki seorang pemimpin dari generasi baru dan yang sedikit terkait dengan pengawal tua.

Setelah pemberontakan kaum Islamis sekitar satu dasawarsa yang dihancurkan oleh Bouteflika pada saat awal kepemimpinannya, warga Algeria secara umum menenggang pada sistem politik yang memberikan ruang sempit bagi perbedaan pendapat, sebagai harga yang harus dibayar bagi perdamaian dan stabilitas.

Namun rakyat khususnya orang muda, hampir 70 persen di antaranya adalah mereka yang berumur di bawah 30 tahun, merongrong untuk mendapat pekerjaan, pelayanan yang lebih baik dan pemberantasan korupsi di negara yang merupakan salah satu penghasil minyak terbesar di Afrika.

Baca Juga: Hasil Liga Champions: Spurs Lolos 8 Besar Usai Tumbangkan Dotmund 1-0

Lawan Bouteflika mengatakan bahwa dia sudah tidak cocok lagi memimpin, dengan mengutip kesehatannya dan kurang membuat reformasi ekonomi untuk mengatasi masalah pengangguran yang mencapai hingga 25 persen pada orang-orang berusia di bawah 30 tahun. (Antara)

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI