Nur Wahid, Pedagang Cakwe Jadi Caleg Pemilu 2019 di Bekasi

Reza Gunadha Suara.Com
Selasa, 05 Maret 2019 | 18:14 WIB
Nur Wahid, Pedagang Cakwe Jadi Caleg Pemilu 2019 di Bekasi
Nur Wahid, pedagang cakwe yang menjadi Caleg DPRD Bekasi dari Partai Gerindra. [Suara.com/Dede Tiar]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Calon anggota legislatif tak selalu orang yang berkantong tebal alias banyak duit. Di Bekasi, pedagang cakwe—penganan khas Tionghoa yang populer di Indonesia—bernama Nur Wahid juga berani menjadi caleg.

Lelaki berusia 47 tahun itu terdaftar sebagai Caleg DPRD Kota Bekasi dari Partai Gerindra. Meski berstatus caleg, Nur Wahid tetap mengelola 12 gerobak cakwe dan aktif berjualan.

Nur Wahid saat dijumpai di posko pemenangnya di Jalan Pembina Raya Nomor 345, Perumahan Rawalumbu, Kota Bekasi, Selasa (5/3/2019), menceritakan kisahnya merintis usaha cakwe hingga akhirnya mantap maju sebagai caleg.

Pria kelahiran Kebumen, Jawa Timur ini mengakui, keinginan maju sebagai caleg sudah ada sejak 2014. Sejak saat itu, ia mengumpulkan uang dari hasil usaha cakwe untuk modal bertarung menuju kursi parlemen.

Baca Juga: Pacaran Nggak Sampai Setahun, 5 Seleb Ini Berani Langsung Nikah

"Sudah dari 2014, waktu itu memang saya punya keinginan dan cita-cita maju jadi anggota DPRD Kota Bekasi. Akhirnya saya kumpulkan uang, 2019 ini saya maju dari Partai Gerindra," kata Nur Wahid.

Usaha cakwe yang dia geluti sudah dirintis sejak tahun 1991. Saat itu, dengan modal seadanya, Nur Wahid membuat gerobak cakwenya sendiri dan mendapatkan ilmu membuat cakwe dari seorang kerabat dekat.

Nur Wahid, pedagang cakwe yang menjadi Caleg DPRD Bekasi dari Partai Gerindra. [Suara.com/Yusuf Bachtiar]
Nur Wahid, pedagang cakwe yang menjadi Caleg DPRD Bekasi dari Partai Gerindra. [Suara.com/Dede Tiar]

"Waktu mulai bikin satu gerobak, saya buat sendiri cakwenya, diajarkan saudara. Waktu itu saya menjajakan keliling di daerah Cakung, belum punya tempat mangkal," ungkap Nur Wahid.

Merintis usaha cakwe bukan tanpa halangan. Cakwe buatannya kala itu kurang diminati lantaran tidak memiliki cita rasa yang enak. Sampai suatu ketika, dia berjumpa dengan pembeli yang mengajarkannya resep cakwe.

"Saya ketemu pembeli etnis Tionghoa. Dia dulu sempat berjualan cakwe juga. Sewaktu dia beli ke saya, dia bilang cakwenya kurang mengembang. Kuahnya juga kurang sedap. Akhirnya dia mengajari saya,” tuturnya.

Baca Juga: Penuh Kenangan Manis, PlayStation 2 Rayakan Ulang Tahun ke 19

Lambat laun, usaha cakwenya kian maju dan diminati banyak pelanggan. Sedikit demi sedikit dia mulai mengembangkan bisnisnya dengan memprkerjakan karyawan.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI