Suara.com - Juru Bicara Tim Kampanye Nasional (TKN) Ace Hasan Syadzily Calon Presiden (Capres) nomor urut 02, Prabowo Subianto kerap tak memiliki data yang valid saat memberikan pernyataan di hadapan publik. Hal itu disampaikan Ace menanggapi soal tudingan Prabowo kepada Capres petahana Joko Widodo mengenai kebocoran uang negara sebesar Rp 11 ribu triliun di luar negeri.
Menurutnya, Prabowo tak banyak memperbaruhi informasi soal adanya kebijakan yang dikeluarkan Jokowi terutama soal tax amnesty atau pengampunan pajak. Dia malah menganggap program tax amnesty itu diterapkan Jokowi malah mengembalikan uang negara yang berada di luar negeri kembali ke Indonesia.
"Pernyataan pak Prabowo yang menyatakan ada bocoran Rp 11 ribu triliun menunjukkan dia tidak tahu data yang sesungguhnya. Kebijakan tax amnesty membuat kekayaan yang dimiliki oleh berbagai kalangan lebih transparan lalu kabarnya kekayaan di luar negeri bisa dikembalikan ke Indonesia, kata Ace di Pondok Cemara, Menteng Jakarta Pusat, Senin (05/03/2019).
Baca Juga: Persib Bentrok dengan Persebaya di Piala Presiden, Saepulloh Siap Dimainkan
Ace juga menyatakan pemerintahan Indonesia telah menandatangani kerjasama dengan Swiss. Hal ini dilakukan untuk melacak kekayaan yang yang disimpan di luar negeri. Kerjasama ini diharapkan dapat mencegah munculnya skandal seperti yang ada di laporan panama papers dan paradise papers.
"Pemerintahan Jokowi juga telah menandatangani kebijakan kerjasama republik indonesia dgn swiss soal pelacakan harta yang ada di luar negeri. Jadi tidak ada kasus-kasus seperti di laporan jurnalistik internasional panama papers dan paradise papers," kata Ace.
Sebelumnya, Prabowo Subianto mengklaim mempunyai bukti jika adaya kebocoran dana anggaran Indonesia di luar negeri. Bahkan menurut Prabowo, bukti kebocoran tersebut sudah diakui pemerintahan Jokowi - JK dengan pernyataan menteri keuangan di Kabinet Indonesia Kerja terkait uang negara yang totalnya mencapai belasan ribu triliun rupiah.
Lalu, Presiden Jokowi membuat kebijakan tax amnesty yang diharapkan uang warga Indonesia tersebut bisa kembali ke dalam negeri.
Terkait hal itu, Prabowo juga menilai Indonesia sangat liberal karena banyak hasil kekayaan alamnya justru dibawa ke luar negeri padahal modal dan sumbernya dari dalam negeri.
Baca Juga: Polisi: Ada Cewek di Kamar Hotel Tempat Penangkapan Andi Arief
"Indonesia ini lebih liberal dari mbahnya liberal. Kekayaan alam ada di kita, orang mau usaha modalnya dari bank pemerintah kemudian mendapat untung hasilnya dijual ke luar negeri, dan keuntungannya tidak balik ke Indonesia," kata Prabowo dalam acara konsolidasi nasional Aliansi Pencerah Indonesia (API) di Hotel Sahid, Jakarta, Minggu (3/3/2019).