AS Salahkan Kim Jong-un Atas Gagalnya Pertemuan di Vietnam

Bangun Santoso Suara.Com
Selasa, 05 Maret 2019 | 09:56 WIB
AS Salahkan Kim Jong-un Atas Gagalnya Pertemuan di Vietnam
Kim Jong Un. (AFP)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Amerika Serikat menyatakan, bahwa pemimpin Korea Utara tidak siap untuk kesepakatan yang Washington tawarkan selama KTT di Hanoi, Vietnam, minggu lalu yang secara tak terduga ditutup lebih awal.

Berbicara kepada CBS News pada Minggu, Penasihat Keamanan Nasional AS John Bolton mengatakan, bahwa Kim Jong-un tidak siap untuk menerima kesepakatan besar Presiden AS Donald Trump.

Namun, pernyataan yang dibuat oleh Bolton bertentangan dengan keterangan Pyongyang soal KTT Hanoi.

"Apa yang kami minta adalah pencabutan sebagian sanksi, tidak seluruhnya," kata Menteri Luar Negeri Korea Utara Ri Yong Ho pada konferensi pers tengah malam di Hanoi, Vietnam, Jumat lalu.

Baca Juga: Terlibat Duel dengan Begal, Tangan Kiri Pelajar SMK di Depok Nyaris Putus

"Secara rinci, kami meminta untuk mencabut lima sanksi yang dijatuhkan dalam kurun waktu 2016 dan 2017 dari total 11 sanksi PBB dan yang memengaruhi mata pencaharian masyarakat awam," ungkap dia.

Setelah meninggalkan KTT, Presiden AS Donald Trump mengatakan Kim ingin sanksi dicabut secara keseluruhan, sesuatu yang tidak bisa dia lakukan.

Namun, Trump menambahkan bahwa dia belum menyerah.

Sementara itu, Bolton secara konsisten menolak untuk menganggap pertemuan puncak Hanoi sebagai sebuah kegagalan karena Trump dan Kim memisahkan diri sesaat setelah hari kedua dimulai.

"Saya rasa kita tidak berada dalam kondisi yang lebih buruk daripada demonstrasi sebelumnya. Saya pikir pada kenyataannya kita berada dalam posisi yang lebih kuat karena kampanye tekanan maksimum dengan menempatkan sanksi ekonomi yang lebih ketat pada Korea Utara dan itulah yang membawa mereka ke titik ini," kata Bolton.

Baca Juga: Ketua DPRD Tolak Rencana Pemprov DKI Jual Saham Anker Bir

"Masalah sebenarnya dari diskusi ekstensif antara presiden dan Kim Jong-un adalah apakah Korea Utara siap untuk menerima apa yang disebut presiden sebagai masalah besar, yaitu denuklirisasi penuh di bawah definisi yang diberikan presiden kepada Kim Jong-un, yang memiliki potensi untuk masa depan ekonomi yang sangat besar,” tambahnya.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI