Gunung Anak Krakatau Aktif Lagi Sejak Februari, Warga Dilarang Mendekat

Liberty Jemadu Suara.Com
Senin, 04 Maret 2019 | 20:17 WIB
Gunung Anak Krakatau Aktif Lagi Sejak Februari, Warga Dilarang Mendekat
Erupsi Gunung Anak Krakatau terlihat dari KRI Torani 860 saat berlayar di Selat Sunda, Lampung, Selasa (1/1/2019).[ANTARA FOTO/Sigid Kurniawan]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Pusat Vulkanonolgi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) mempringatkan warga, khususnya nelayan, untuk tidak mendekati Gunung Anak Krakatau di Selat Sunda. Gunung di tengah laut itu dinilai berbahaya karena kembali aktif sejak akhir Februari 2019 kemarin.

Aktivitas Gunung Anak Krakatau, yang sempat mengalami penurunan, kini kembali bergeliat lagi, bahkan di beberapa hari terakhir Februari lalu, aktivitas kegempaan di Gunung Anak Krakatau teramati cukup aktif.

"Karena Gunung Anak Krakatau ini masih aktif, mengalami kegempaan yang sesekali disertai letusan, kami minta supaya warga yang beraktivitas di laut tetap waspada, untuk memperhatikan jarak aman, tetap menjauh di radius lima kilometer dari pusat kawah, ini demi keselamatan," kata Deni Mardiono, petugas PVMBG pada Pos Pengamatan Gunung Anak Krakatau, yang ditemui pada Minggu (3/3/2019), di Pasauran Cinangka, Kabupaten Serang, Banten.

Dalam beberapa hari terahir aktivitas kegempaan Gunung Anak Krakatau sempat terekam mengalami peningkatan. Pada tanggal 23 Februari Gunung Anak Krakatau teramati mengalami erupsi dengan ketinggian kolom abu mencapai sekitar 500 meter dari permukaan laut.

Sementara tanggal 26 Februari Gunung Anak Krakatau teramati mengalami dua kali hembusan asap putih, gempa vulkanik dalam sebanyak enam kali, gempa tektonik lokal sebanyak satu kali.

Sedangkan pada 28 Februari Gunung Anak Krakatau teramati mengalami 18 kali kegempaan vulkanik dalam, 9 kali gempa tektonik lokal dan dua kali gempa tektonik jauh.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI