Sepak Terjang Andi Arief: dari Aktivis 98, Staf Presiden, Ditangkap Narkoba

Senin, 04 Maret 2019 | 15:51 WIB
Sepak Terjang Andi Arief: dari Aktivis 98, Staf Presiden, Ditangkap Narkoba
Andi Arief ditangkap polisi karena narkoba. (istimewa)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Wakil Sekretaris Jenderal Partai Demokrat Andi Arief ditangkap karena konsumsi sabu di hotel mewah di Jakarta Barat, Minggu (3/3/2019). Di kamar hotel yang telah disewanya, pihak kepolisian menemukan barang bukti berupa narkoba beserta alat hisapnya.

Saat ini, Andi Arief pun sedang menjalani pemeriksaan lebih lanjut di kantor kepolisian. Beberapa foto lokasi penangkapan dan barang bukti yang diamankan di kamar hotel Andi Arief tersebar di grup WhatsApp.

Sejak muncul di dunia politik, karier Andi Arief terbilang cukup mulus. Andi Arief mengawali karier dengan menjadi aktivis di era 1998. 

Berikut Suara.com merangkum perjalanan karier Andi Arief sejak awal kemunculannya di dunia politik.

Baca Juga: Retweet Video Porno, Ngabalin Pertimbangkan Tempuh Jalur Hukum

Aktivis 98 yang Diculik Tim Mawar

Jauh sebelum insiden penangkapan Andi Arief yang diduga akibat penggunaan narkoba, karier Andi Arief terbilang cukup moncer di dunia politik Tanah Air. Andi bukanlah orang baru dalam dunia politik, sejak masih menjadi mahasiswa Andi Arief sudah aktif menyuarakan pro-demokrasi melawan rezim Soeharto saat itu.

Pada 1996, Andi tercatat pernah menjadi Ketua Solidaritas Mahasiswa untuk Demokrasi (SMID) yakni salah satu organisasi yang  menaungi para aktivis menggalang aksi demonstrasi menolak pemerintahan Soeharto. Di bawah naungan SMID, Andi Arief aktif menjalankan aktivitas politik melawan rezim orde baru.

Pada 28 Maret 1998, tepatnya dua bulan sebelum Soeharto lengser, Andi Arief secara tiba-tiba menghilang. Ia diculik oleh Tim Mawar dari Komando Pasukan Khusus (Kopassus). Saat itu, Prabowo Subianto baru saja dilantik menjadi Panglima Kostrad.

Andi tak sendiri, ia bersama Suyat, Mugiyanto dan Nezar Patria juga turut menjadi korban penculikan. Beruntung, Andi Arief menjadi salah satu aktivis yang dibebaskan, sementara masih ada beberapa rekan Andi Arief lainnya yang hingga kini tak diketahui rimbanya.

Baca Juga: Ini Foto Detik-detik Andi Arief Ditangkap Sedang Konsumsi Sabu

Dukung SBY Mati-matian

Lengsernya rezim Soeharto membawa angina segar bagi para pejuang reformasi. Rasa puas bisa membantu membawa Indonesia ke era reformasi pun dirasakan oleh Andi Arief yang dibebaskan oleh Tim Mawar usai diculik.

Sekitar lima tahun setelah reformasi bangkit, tepatnya pada Pemilu 2004 Andi Arief memutuskan untuk memberikan dukungan sepenuhnya terhadap pencalonan Susilo Bambang Yudhoyono (SBY). Kala itu, Andi Arief menjadi pemimpin salah satu organisasi relawan yang mendukung SBY.

Dukungan mati-matian yang diberikan oleh Andi Arief untuk SBY sempat menjadi sorotan public. Pasalnya, SBY diketahui merupakan mantan militer yang seringkali disangkutpautkan dengan sejumlah kasus pelanggaran HAM yang pernah terjadi di Indonesia. Namun, hal itu tak diindahkan oleh Andir Arief.

Andi Arief tetap memberikan dukungan penuh terhadap SBY. Hasil Pemilu 2004 pun memberikan kemenangan terhadap SBY-Jusuf Kalla yang juga mengartikan memberikan perubahan dalam hidup seorang Andi Arief.

Jadi Staf Kepresidenan hingga Wasekjen Demokrat

Usai SBY terpilih menjadi presiden, Andi Arief dipercaya menjadi Komisaris PT Pos Indonesia. Kariernya pun makin menanjak saat Andi Arief ditunjuk oleh SBY untuk menjadi staf khusus presiden.

Saat pemilu 2009, Andi Arief memutuskan untuk mundur dari jabatannya kala itu menjadi Komisaris PT Pos Indonesia. Ia memilih fokus untuk memberikan dukungn terhadap SBY yang maju di periode kedua.

Perjuangannya pun tak sia-sia, SBY kembali memenangkan Pemilu. Andi Arief pun dipercaya menjadi Wakil Sekretaris Jenderal Partai Demokrat mendampingi Hinca Panjaitan. Hingga kini, Andi Arief masih aktif menjadi politisi Partai Demokrat.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI