Suara.com - Dinas Kesehatan DKI Jakarta mencatat 2.343 warga Ibu Kota terkena Demam Berdarah Dengue (DBD) per 3 Maret 2019. Data tersebut didapat Dinkes DKI setelah melakukan pendataan hingga ke tingkat RW.
Kepala Dinas Kesehatan DKI Jakarta Widyastuti mengatakan ada 84 RW masuk ke kategori rawan DBD. Jakarta Barat menjadi wilayah yang paling banyak masuk kategori RW rawan.
"Jakarta Pusat ada 3 RW rawan, Jakarta Utara ada 7 RW rawan, yang paling banyak Jakarta Barat 38 RW rawan. Selatan ada 11 RW rawan, dan Timur 25 RW rawan. semua kita perhatikan. Tapi kita fokus juga untuk lebih intens kepada RW rawan. RW rawan ini kita update setiap seminggu sekali," kata Widyastuti di Kantor Dinkes DKI, Senin (4/3/2019).
Widyastuti mengatakan angka tersebut belum dikategorikan sebagai Kejadian Luar Biasa (KLB) DBD.
Baca Juga: Tolak Main di Ranjang, Bayi Arni Diduga Tewas Diinjak-injak Suami
Ia menjelaskan, total KLB ditinjau dari data per 5 tahun. Dimana pada saat tahun 2016 angka penderita DBD mencapai 20.432 orang.
"Meskipun kita belum (KLB), tapi kami tetap harus waspada. Jadi gini ini pola yang maksimalnya ini yang minimal 5 tahun terakhir. Ini yang merah 5 tahun terakhir. Sekarang posisi kita yang biru ini, ini rata-rata, kalau terjadi KLB yang di atas ini", ucap Widyastuti.
Adapun rincian dari 2.343 kasus tersebut yakni, 134 kasus terjadi di Jakarta Pusat, 220 kasus di Jakarta Utara, 651 di Jakarta Barat, 651 Jakarta Selatan, 685 kasus di Jakarta Timur, dan 2 kasus terjadi di Kepulauan Seribu.
Widyastuti menerangkan, program pencegahan masih terus dilakukan Pemprov DKI. Diantarannya Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN) 3M, Fogging, dan menggerakkan kader Jumantik per kepala keluarga.
Baca Juga: Pakai APBD, Pemkot Kupang Akan Pulangkan PSK Karang Dempel