Iran Kutuk Langkah Inggris Cantumkan Hizbullah Masuk Daftar Teroris

Bangun Santoso Suara.Com
Minggu, 03 Maret 2019 | 08:05 WIB
Iran Kutuk Langkah Inggris Cantumkan Hizbullah Masuk Daftar Teroris
Juru Bicara Kementerian Luar Negeri Iran Bahram Qasemi. (Ahmad Halabisaz/NurPhoto/AFP)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Iran mengutuk Inggris karena mengeluarkan keputusan untuk mencantumkan Hizbullah dalam daftar sebagai organisasi teroris, dengan menyatakan negara itu mengabaikan keinginan sebagian besar rakyat Lebanon dan peran kelompok yang didukung Teheran dalam memerangi IS (Daesh).

Pada Senin, Inggris mengatakan, pihaknya berencana melarang semua sayap Hizbullah, yang dinyatakan sebagai organisasi teroris oleh Washington, karena pengaruhnya yang membuat Timur Tengah tak stabil, sebelumnya telah melarang unit keamanan eksternal dan sayap militernya.

"Langkah Inggris ini menunjukkan pengabaian dengan sengaja keinginan sebagian besar rakyat Lebanon dan legitimasi dan posisi sah Hizbullah dalam pemerintahan dan struktur politik Lebanon," kata juru bicara Kementerian Luar Negeri Iran Bahram Qasemi yang dikutip kantor berita Iran, IRNA.

Pengaruh Hizbullah, yang merupakan kelompok paling kuat di Lebanon, telah meluas di dalam negeri dan di kawasan itu. Organisasi tersebut telah mengendalikan tiga dari 30 kementerian dalam pemerintahan yang dipimpin Perdana Menteri Saad al-Hariri dukungan Barat. Hizbullah tak pernah menempatkan menterinya sebanyak itu.

Baca Juga: Modus Unik Pengunjung Lapas Sidoarjo Selundupkan Hp untuk Napi Narkoba

"Selain ... membantu melestraikan integritas teritorial Lebanon selamA beberapa dekade, Hizbullah telah menjadi salah satu pilar dari pertempuran melawan terorisme dan kelompok-kelompok teroris seperti IS di kawasan," kata Qasemi.

Iran dan Hizbullah, yang didirikan pada tahun 1982 oleh Garda Revolusi Iran, merupakan pemain utama dalam perang di Suriah dan pertempuran melawan kelompok-kelompok militan yang menentang Presiden Bashar al-Assad, termasuk IS. (Antara)

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI