Suara.com - Sebanyak 13 orang tewas dalam serangan bersenjata dari sekelompok orang tak dikenal di negara bagian Zamfara, sebelah barat laut Nigeria.
Selain menewaskan 13 orang, para penyerang juga menculik 40 orang lainnya.
Dikutip dari Kantor Berita Anadolu, Jumat (1/3/2019) juru bicara polisi negara bagian Zamfara, Muhammad Shehu mengatakan, sekelompok orang tak dikenal itu menyerang warga di desa Kawaye pada Kamis (28/2/2019) waktu setempat.
Banyak warga menderita luka-luka akibat serangan bersenjata itu. Shehu mengatakan bahwa korban luka-luka telah dilarikan ke rumah sakit di wilayah itu.
Baca Juga: PKS Serahkan Nama Cawagub Pengganti Sandiaga ke Anies, Ini Namanya
Pihak keamanan tengah melancarkan operasi untuk menyelamatkan warga yang diculik oleh para penyerang dalam serangan itu.
Komunitas penggembala nomaden etnis Fulani yang bermigrasi ke bagian selatan Nigeria telah dituduh mencuri hewan-hewan ternak dan menyerang penduduk petani lokal.
Kedatangan komunitas penggembala etnis Fulani ke wilayah selatan Nigeria diawali pada abad ke-18, saat seorang ulama bernama Sheikh Usman Dan Fodio yang mayoritas Kristiani.
Kekerasan antara penggembala dan petani menjadi masalah serius di Nigeria, terutama di kawasan agraris di mana kedua pihak sering saling menuduh.
Banyak pemerintah provinsi, seperti Benue, telah mencoba menyelesaikan pertikaian dengan mengeluarkan undang-undang anti penggembalaan. Namun yang para penggembala merasa aturan itu tidak adil.
Baca Juga: Terbukti Korupsi, Eni Saragih Divonis 6 Tahun Penjara
Pengamat mengatakan konflik itu disebabkan perebutan lahan yang makin sengit karena berkurangnya sumber daya alam dan menipisnya kekayaan Danau Chad.