Pakistan Tutup Wilayah Udara, Ribuan Penumpang Thai Airways Terlantar

Bangun Santoso Suara.Com
Jum'at, 01 Maret 2019 | 08:52 WIB
Pakistan Tutup Wilayah Udara, Ribuan Penumpang Thai Airways Terlantar
Ilustrasi bandara. (Shutterstock)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Ribuan orang yang melakukan perjalanan saling berebut pada Kamis (28/2/2019) karena Thai Airways International membatalkan puluhan penerbangan dari dan ke Eropa. Hal itu lantaran Pakistan menutup wilayah udaranya di tengah peningkatan ketegangan dengan India.

Penerbangan dari dan ke London, Munich, Paris, Brussels, Milan, Wina, Stocklham, Zurich, Copenhagen, Oslo, Frankfrut dan Roma dijadwalkan ulang untuk terbang melintasi wilayah udara Pakistan pada Kamis, demikian pernyataan pihak Thai Airways.

Kebijakan tersebut membuat para penumpang yang akan meninggalkan bandara utama Thailand, Suvarnabhumi mencari pilihan penerbangan lain untuk Kamis pagi.

Kebanyakan penerbangan Thai untuk tujuan Eropa berangkat pada tengah malam.

Baca Juga: Gempa 5,3 SR Guncang Kepulauan Sangihe Sulut

"Tadi malam ada sekitar 5.000 calon penumpang yang datang untuk mendaftar naik pesawa tetapi gagal terbang, kebanyakan dengan Thai Airways," kata Kol. Umnart Chomshai, inspektur polisi pariwisata di bandara Suvarnabhumi seperti dikutip dari Reuters.

Petugas lain mengatakan, suatu meja bantuan dibuka untuk melayani para penumpang yang terlantar tersebut.

Thai Airways mengatakan pada Kamis akan memulihkan penerbangan setelah mendapat izin dari China untuk memggunakan wilayah udara mereka bagi puluhan penerbangan ke Eropa yang direncanakan pada Kamis sore atau Jumat pagi.

Namun begitu, dia menambahkan, semua penerbangan dari dan tujuan Pakistan telah dibatalkan.

Maskapai tersebut menjalankan satu penerbangan setiap hari ke Karachi dan Lahore dan empat penerbangan dalam seminggu ke Islamadad.

Baca Juga: Tersangka Hoaks 7 Kontainer Surat Suara Tercoblos Diserahkan ke Kejaksaan

Thailand merupakan salah satu negara tujuan wisata utama dunia, menerima sekitar 38 juta pengunjung pada tahun lalu.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI