Dia juga mengatakan, merilis kaset pita pada zaman sekarang tidak terlalu sulit. Masih banyak vendor yang bisa memproduksi kaset pita berkualitas baik.
"Memang tidak sesulit itu ternyata. Lokananta saja masih berjalan, dia juga banyak tertolong karena pembuatan kaset," ungkapnya.
Bagi Efek Rumah Kaca dan musikus lain yang masih merilis album dalam bentuk kaset pita, hal itu untuk mengejar nilai eksklusifitas. Wajar kalau jumlah album dalam bentuk kaset pita yang dikeluarkan tidak terlalu banyak.
"Kalau mediumnya kaset mereka memang kejar eksklusif. Untuk lebih massif bisa dari CD atau digital," terangnya.
Baca Juga: Jarang Diketahui, Ini 5 Manfaat Putri Malu untuk Kesehatan
Namun hal ini juga yang menjadi "bumerang" bagi Efek Rumah Kaca. Akibat jumlah kaset pita yang dirilis sedikit, tapi peminatnya tinggi, sehingga menjadi celah bagi oknum dengan menjualnya kembali dengan harga tinggi dibandingkan pertama dirilis.
"Kami sedikit menyesal bukan karena mengeluarkan kasetnya, tapi di pasarannya ada penimbunan dan ada yang jual dengan harga tinggi karena jumlahnya terbatas," ucapnya.
Untuk menyiasati harga jual tinggi di pasaran, Efek Rumah Kaca secara berkala merilis ulang "Purwaswara" untuk para penggemar yang belum sempat memiliki album tersebut.
"Kami bikin ulang karena tahu kok harganya mahal banget. Kami bedakan dari desainnya di cover sedikit. Itu untuk menjaga supaya tidak mahal. Jadi kami selalu cetak kalau habis dicetak lagi. Sebenarnya untuk menjaga harganya," tutupnya.
Baca Juga: Bagikan 500 Sertifikat Tanah ke Warga Jaktim, Anies Sampaikan Pesan Jokowi