Suara.com - Suasana bahagia pada hari kedua wisuda Univeritas Islam Negeri (UIN) Ar-Raniry Banda Aceh, Aceh, Rabu (27/2/2019), mendadak berubah menjadi haru kala seorang pria berpeci menaiki podium mengambil ijazah.
Lelaki tersebut merupakan Bukhari, ayah dari Rina Muharrami mahasiswi UIN Ar-Raniry Banda Aceh asal Blang Bintang, Kabupaten Aceh Besar.
Dengan pakaian yang berbeda dengan wisudawan lainnya, Bukhari mewakili putrinya yang sudah dipanggil Sang Khalik, untuk mengambil ijazah.
Seperti layaknya wisudawan lain, sang ayah naik ke podium untuk menerima ijazah mendiang putrinya. Suasana pilu tak mampu dihindari sejumlah orang yang hadir di wisuda tersebut.
Baca Juga: Ini Alasan Samsung Galaxy S10 Tak Bisa Pakai Sembarang Screen Protector
Dikutip dari laman resmi UIN Ar-Raniry, Rina Muharramia adalah mahasiswa Program Studi (Prodi) Pendidikan Kimia, Fakultas Tarbiyah dan Keguruan.
Ia meninggal dunia tiga belas hari setelah menjalani sidang skripsi sarjana di UIN Ar-Raniry, tepatnya pada 5 Februari 2019 pukul 04.15 WIB, karena tifus.
Gadis kelahiran Bayu, 16 Mei 1996 itu adalah putri pertama dari empat bersaudara yang lahir dari pasangan Bukhari dan Nurbayani.
Nisaul Khaira, yang merupakan sahabat Rina, mengungkapkan tifus yang mendera Rina sudah sangat parah sebelum ia meninggal dunia.
"Meninggal karena sakit tifus, cuma sudah parah. Kata dokter pas malam terakhir, atau pas besoknya dia meninggal, saya jenguk dan saya tanya hasil pemeriksaannya sama ayah almarhumah. Ternyata tifus sudah tahap paling tinggi, sampai kena saraf," kata Nisaul.
Baca Juga: 3 Kiat Sukses Berwirausaha Bagi Para Milenial
Rina memang telah menderita tifus selama kurang lebih satu bulan. Bahkan ia sempat koma dan dirawat di ICU Rumah Sakit Meuraxa, Kabupaten Aceh Besar.
"Sebenarnya demamnya sudah sebulan, naik turun sudah berobat ke mana-mana. Cuma mulai drop lebih kurang 4 hari, dan koma di ICU Meuraxa sampai dia meninggal sebelum Subuh jam 04.15. Allah lebih sayang Rina," lanjut Nisaul.
Rina di Mata Teman
Di mata teman-temannya, Rina dikenal sebagai sosok yang sangat menginspirasi. Putri dari orang tua yang bekerja sebagai petani itu juga dikenal sebagai mahasiswa yang tekun dan sederhana.
"Orangnya super simpel dan perhatian luar biasa sama sahabat-sahabatnya. Kalau sama saya, dia selalu ketawa walaupun lagi sakit. Kemarin pas sidang skripsi bawaannya ketawa-ketawa saja . Pokoknya dia inspirasi untuk saya pribadi, karena dia, kenapa saya bisa niat kejar skripsi. Dia motivator bagi saya," ungkap Nisaul.
Selain sebagai mahasiswa, Rina yang juga merupakan guru mengaji tentu memiliki nilai positif di kalangan sahabatnya. Ia merupakan sosok yang selalu mahir memposisikan dirinya dalam setiap keadaan.
"Sahabat yang paling buat saya bangga ketika dalam keadaan apapun dia pandai sekali memposisikan dirinya. Itu yang buat saya salut dan terasa seperti mimpi sekarang dia sudah enggak ada. Enggak bisa diungkapkan saking baiknya Rina. Salutnya lagi, kalau kami lagi ada yang ngegosipin seseorang, dia selalu bilang 'sudah-sudah ganti topik, jangan ghibah," ujarnya.
Nisaul menjelaskan, Rina merupakan satu dari ribuan mahasiswa yang tekun dan berjuang keras dalam mencapai cita-cita.
"Dia orangnya sebelum sakit, tekun. Setau saya dia enggak punya laptop, tapi dia berusaha untuk pinjam laptop bibinya demi menyelesaikan skripsi, orangnya super sederhana," lanjutnya.
Kekinian, video detik-detik ayah Rina menghadiri wisuda tersebut viral di media sosial setelah diunggah di akun Instagram milik UIN Ar-Raniry, @uin_arraniry_official, Rabu (27/2/2019).