Satpol PP Dibacok Preman Pasar, Wali Kota Risma: Kami Sudah Tahu Pelakunya!

Agung Sandy Lesmana
Satpol PP Dibacok Preman Pasar, Wali Kota Risma: Kami Sudah Tahu Pelakunya!
Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini menggelar rapat koordinasi dengan tiga pilar tentang keamanan dan ketertiban Kota Surabaya di Graha Sawunggaling, Jumat (6/7/2018) pagi. (Suara.com/Dimas)

Risma menyayangkan ada anggota Satpol PP yang niatnya bekerja melakukan penertiban di Pasar Keputran malah menjadi korban pembacokan oleh preman setempat.

Suara.com - Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini mengklaim sudah tahu siapa yang membacok anggota Satpol PP Kota Surabaya bernama Tri Setia Bakti saat hendak bertugas para pedagang kaki lima (PKL) di Pasar Keputran, Tegalsari, Surabaya pada Selasa (26/2) malam. Namun, dia mengaku telah menyerahkan sepenuhnya kepada polisi terkait oknum preman pasar yang diduga menjadi pelaku pembacokan terhadap Tri.

"Sudah diproses di kepolisian. Kami sudah tahu siapa pelakunya. Kami punya alat untuk memantau. Sekarang pelakunya lari ke luar kota," kata Tri Rismaharini saat menggelar jumpa pers di rumah dinasnya, Rabu.

Risma menyayangkan ada anggota Satpol PP yang niatnya bekerja melakukan penertiban di Pasar Keputran malah menjadi korban pembacokan oleh preman setempat.

Padahal, kata dia, pihaknya sudah memberikan waktu kepada pedagang untuk melakukan bongkar muat barang dagangan di Jalan Keputran pada jam-jam tertentu karena jalan tersebut masih digunakan untuk umum.

Baca Juga: Nenek 79 Tahun Digiring Polisi Bersenjata Setelah Menolak Membayar Sandwich Tuna di Pesawat

"Kami tidak mematikan usaha pedagang di Pasar Keputran. Tapi semua itu kan harus diatur. Semua itu ada aturannya. Kalau gitu rusak seisi kota ini," katanya seperti dilansir dari Antara.

Ia sudah menyampaikan kepada Kepala Satpol PP Surabaya agar meminta pengamanan kepada pihak kepolisian dan Garnisun pada saat patroli ke Pasar Keputran. Hal ini dikarenakan petugas Satpol PP tidak boleh membawa senjata api. "Izinya sulit kalau pegang senjata kan harus tes psikologi dulu," katanya.

Untuk memberikan rasa aman, lanjut dia, saat ini sudah dibangun 11 pos pengamanan yang selama ini diindikasikan banyak tindak kriminalitas. "Sudah berkali kali saya sampaikan tolong berhati-hati. Jaga kota ini supaya aman," ujarnya.