Suara.com - Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) dr Soedono Madiun disebut kekurangan dokter spesialis seiring tingginya beban kerja di rumah sakit rujukan milik pemerintah provinsi tersebut.
Kurangnya minat para dokter spesialis bertugas di RSUD dr Soedono Madiun pun diduga menjadi salah satu penyebab sedikitnya dokter spesialis di rumah sakit tersebut.
"PR-nya itu ada banyak, tapi secara umum capaiannya sudah bagus. Satu yang penting, dokter-dokter spesialis itu belum tertarik (bertugas) di sini," kata Wakil Gubernur Jawa Timur Emil Elestianto Dardak.
Pihaknya mengaku tidak tahu alasan kenapa para dokter spesialis enggan bertugas di RSUD dr Soedono Madiun.
Baca Juga: Bukan Gaya, Dokter Ungkap Alasan Pakai Kacamata Hitam di Luar Ruangan
Padahal wilayah Madiun tergolong merupakan perkotaan yang memiliki kemudahan akses di segala bidang.
"Ini yang harus kita coba bedah, kenapa penyebabnya. Kalau perlu ada tim marketing tersendiri untuk melakukan survei kenapa dokter spesialis tidak mau tinggal di Madiun," kata Emil.
Kebutuhan dokter spesialis di RSUD dr Soedono Madiun dibenarkan oleh Direktur RSUD dr Soedono Madiun dr Bangun T Purwaka.
"Kebutuhan dokter spesialis pada prinsipnya sudah terpenuhi, cuma beban pekerjaan itu membuat kita butuh dokter spesialis lagi," kata Bangun.
Pihaknya juga mengaku tidak tahu pasti penyebab sepinya peminat dokter spesialis untuk bertugas di RSUD dr Soedono Madiun.
Baca Juga: Bantu Tangani Kanker Darah Istri SBY, Jokowi Kirim Dokter ke Singapura
"Pernah, kami membuka lowongan dokter spesialis melalui rekrutmen CPNS maupun BLUD. Namun, ironisnya tidak ada yang mendaftar," katanya.
Guna memenuhi kebutuhan dokter akibat beban kerja yang tinggi, manajemen RSUD dr Soedono Madiun terus mengajukan tambahan tenaga dokter baik untuk dokter umum maupun spesialis ke Pemprov.
Sesuai data, jumlah dokter spesialis yang bertugas di RSUD dr Soedono Madiun mencapai 44 orang dan dokter umum sebanyak 70 orang. (Antara)