Suara.com - Calon Presiden dan Wakil Presiden Prabowo Subianto - Sandiaga Uno merasa diganggu dan diintimidasi dengan penolakan di berbagai daerah saat kampanye. Prabowo - Sandiaga menyesalkan dengan aksi penolakan itu.
Wakil Ketua Badan Pemenangan Nasional untuk Prabowo Subianto - Sandiaga Uno, Piyo Budi Santoso mengatakan Prabowo - Sandiaga diperlakukan tak adil.
"Kami sangat menyesalkan dan prihatin dengan aksi itu, sebab Prabowo-Sandiaga diganggu dengan cara-cara yang kurang lebih intimidatif," ujar Piyo Budi Santoso ketika ditemui di sela pelantikan relawan Gerram Jatim di Surabaya, Senin (25/2/2019).
Pekan lalu, Prabowo Subianto sempat mendapat sambutan dari massa yang mengatasnamakan pendukung Jokowi di kawasan Bulak-Kenjeran. Kemudian Sandiaga Uno pada akhir pekan kemarin harus membatalkan kunjungannya di salah satu desa di Tabanan, Bali, dengan alasan sama.
Baca Juga: Jokowi Punya 3 Kartu Sakti Baru, Kubu Prabowo Baru Mau Launching
Menurut PBS, sapaan akrabnya, cara-cara yang dilakukan dengan memobilisasi massa untuk mencegah calon presiden dan calon wakil presiden berkunjung seharusnya tidak boleh dibiarkan.
"Cara intimidatif tidak akan laku dan publik akan melihat bahwa ini perlakuan tidak adil," ucap sekretaris jenderal DPP Partai Berkarya tersebut.
Mantan politikus Golkar itu menyampaikan, seharusnya semua daerah di negeri ini tidak boleh ada yang mengklaim menjadi salah satu basis tertentu, bahkan pihaknya telah diingatkan oleh Prabowo dan Sandiaga agar tak melakukan cara serupa.
"Kami dilarang Prabowo melakukan penghadangan jika ada Pak Jokowi atau Maruf berkunjung ke daerah," kata wakil ketua DPR RI periode 2009-2014 tersebut.
Pihaknya berharap cara-cara penghadangan atau mobilisasi massa untuk mengintimidasi calon presiden yang didukungnya dihentikan sehingga tidak mencederai politik dan pesta demokrasi di Tanah Air. (Antara)
Baca Juga: Kubu Prabowo Desak Bawaslu Usut Penolakan Kedatangan Sandiaga di Tabanan