“Tak usah berusaha mengukur kadar keimanan orang. Apalagi masih terbiasa ukur baju orang lain dengan yang dikenakan sendiri,” imbuh Robikin.
3. Abdillah Toha
Salah satu pendiri Partai Amanat Nsional (PAN) Abdillah Toha mengkritisi puisi yang dibaca oleh Neno. Abdillah menilai, pernyataan Neno dalam puisinya bermaksud bahwa selain pendukung 212 merupakan kategori orang kafir.
“Mengultimatum Allah. Manusia seperti perempuan ini menganggap semua kita yang diluar 212 termasuk NU, Muhammadiyah, dll sudah masuk kategori kafir," Kata Abdillah
Baca Juga: Ramai-ramai Sindir Puisi Neno Warisman, Warganet: Tuhan Kok Diancam
4. Abdul Kadir Karing
Wakil Ketua Tim Kampanye Nasional Jokowi-Maruf Abdul Kadir Karing menilai puisi yang dibacakan oleh Neno bukanlah doa, melainkan orasi politik berkedok agama. Tak hanya itu, diksi yang digunakan oleh Neno terlihat menggiring opini public pada satu wacana kelompoknya lah yang hanya menyembah Allah, sementara di luar kelompoknya tidak.
“Bagi saya apa yang diucapkan Neno Warisman dalam acara Munajat 212 di Monas pada Kamis (21/2/2019) malam tidak pantas disebut sebagai doa. Melainkan cuma orasi politik yang bersifat pragmatis berkedok agama,” ungkap Karding.
“Pertanyaan saya dari mana Neno bisa mengambil kesimpulan itu? Apa ukurannya sampai ia bisa mengatakan jika pihaknya kalah maka tak akan ada lagi yang meyembah Allah?" imbuh Karding.
Baca Juga: Neno Warisman Blak-blakan Manfaatkan Reuni 212 untuk Menyuarakan Prabowo