Fakta di Balik Munajat 212, dari Puisi Neno hingga Intimidasi Jurnalis

Sabtu, 23 Februari 2019 | 16:16 WIB
Fakta di Balik Munajat 212, dari Puisi Neno hingga Intimidasi Jurnalis
Suasana Munajat 212 di Monas, Jakarta, Kamis (21/2/2019). [Suara.com/Fakhri Hermansyah]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Banyak pihak yang mengecam puisi yang dibacakan oleh Neno itu. Makna doa yang terkandung dalam puisi disebut-sebut memberikan ultimatum kepada Tuhan dan memaksa agar doa diijabah oleh Sang Pencipta.

3. Intimidasi Jurnalis

Di sela acara berlangsung, sejumlah jurnalis menjadi korban intimidasi oleh sejumlah orang yang hadir dalam acara Munajat 212. Berawal dari kericuhan di bagian depan panggung lantaran ditemukan ada pencopet di tengah kerumunan, jurnalis yang merekam insiden itu justru mendapatkan intimidasi.

Jurnalis Detik.com bernama Satria dicekik, dicakar, hingga bahunya ditarik. Sekelompok orang itu memaksa Satria menghapus rekaman video dalam ponsel yang digunakannya untuk bekerja itu.

Baca Juga: Rencana Pidato Kebangsaan Jokowi, BPN: Cara Prabowo Diikuti, Kita Senang

Sementara, jurnalis Suara.com Walda juga kehilangan ponselnya saat berusaha membantu menyelamatkan Satria di tengah kerumunan massa yang mengepungnya. Intimidasi juga dialami oleh jurnalis CNN Indonesia TV Joni Aswira, ia dipaksa oleh massa untuk menghapus rekaman video dalam kamera yang dibawa.

Aksi intimidasi terhadap sejumlah jurnalis saat sedang bekerja dikecam oleh banyak pihak. Sebab, intimidasi itu dinilai sebagai bentuk menghalangi kerja jurnalis dan telah melanggar Undang Undang Kebebasan Pers.

4. Bantahan Ketua Panitia

Sehari setelah acara Munajat 212 digelar, Ketua Panitia MUnajat 212 Habib Idrus Alhabsyi membantah adanya intimidasi terhadap jurnalis dalam acara Munajat 212. Ia menyebut dalam SOP yang ada tidak ada arahan untuk bersikap kasar terhadap jurnalis.

"Ini peristiwa yang bersifat insidental terlepas dari SOP. Di tengah emosi massa terhadap si pencopet, maka tentu saja suasana massa dalam keadaan emosional yang sangat mungkin siapa pun akan secara tidak sengaja mengalami benturan dan bentakan dari sebagian massa yang emosi," tuturnya.

Baca Juga: Partai Berkarya: Elektabilitas Prabowo-Sandi Melonjak Usai Debat Capres

Idrus justru menuding ada upaya untuk membesar-besarkan pemberitaan intimidasi jurnalis sebagai bentuk pengalihan isu terhadap kesuksesan acara Munajat 212. Menurutnya, ada upaya untuk mencap kegiatan doa dan munajat sarat dengan kekerasan.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI