Jepang Bidik Kerja Sama Energi dan Investasi Agribisnis di Indonesia

MN Yunita Suara.Com
Sabtu, 23 Februari 2019 | 15:32 WIB
Jepang Bidik Kerja Sama Energi dan Investasi Agribisnis di Indonesia
Jepang tertarik berinvestasi di sektor agribisnis Indonesia. (Dok: Kementan)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Potensi Pasar Tepung Pisang

Disisi lain, Indonesia juga mendapat angin segar, terutama pada sektor investasi Agribisnis pisang. Hal ini terlihat pada kunjungan manajemen Joint Company Research Institute yang diwakili Kato Yosuke.

"Kedatangan Kato bermaksud untuk memperoleh informasi investasi di Indonesia, khususnya pada bidang hortikultura. Kato memerlukan lahan untuk membudidayakan tanaman pisang kepok dan juga mendirikan pabrik pengolahan tepung pisang dengan kapasitas produksi 10 ton/bulan," ujar Nuryanti.

Untuk mencukupi permintaan itu, setidaknya diperlukan pisang segar sebanyak 50 hingga 60 ton/bulan. Nantinya, tepung pisang ini akan diekspor ke Jepang.

Baca Juga: Demi Lingkungan dan Manusia, Kementan Atur Peredaran Pestisida

"Ijin ekspor tepung pisang asal Indonesia ke Jepang sudah kami peroleh, sehingga rencana investasi ini akan memperluas akses pasar produk tepung pisang asal Indonesia ke Jepang," katanya.

Selain akan berinvestasi untuk agribisnis pisang kepok, Kato juga mencari sumber produksi tepung tapioka dari Indonesia. Menurut dia, tepung tapioka ini digunakan sebagai bahan baku minuman bernilai tinggi di Jepang. Lebih jauh Kato menanyakan perihal perijinan dan mekanisme kepemilikan lahan bagi investor asing di Indonesia.

"Semua pertanyaan itu dijelaskan oleh Attani bahwa untuk penanaman modal asing di subsektor hortikultura maksimal 30 persen dari total nilai investasi. Untuk itu, Kato harus mempunyai partner usaha di Indonesia," ungkapnya.

Berdasarkan laporan Attani, kebutuhan data dan informasi yang diperlukan bagi Kato terkait rencana investasi tersebut, antara lain, kriteria lahan, mengingat ekspor produk tepung pisang ke Jepang harus punya akses yang baik ke pelabuhan ekspor baik udara maupun perairan.

"Oleh karena itu, kami meminta data dukung yang lengkap dari pihak Kato untuk disampaikan kepada Kementerian Pertanian guna menjembatani rencana investasi tersebut," tambahnya.

Baca Juga: Kementan Minta Semua Pihak Bantu Agar Harga Jagung Tetap Stabil

Dalam penjelasannya, Kato juga menyebut alasan Joint Company Research Institute berinvestasi karena perusahaan agribisnis tersebut sangat berpengalaman dalam memasarkan dan mendistribusikan tepung pisang organik 100 persen yang bebas gluten dengan brand Bana Slim.

REKOMENDASI

TERKINI