Suara.com - Gunung Agung di Kabupaten Karangasem, Bali, mengalami dua kali erupsi pada Jumat petang (22/2/2019) dan melepaskan kolom abu setinggi kurang lebih 300 - 700 meter di atas kawah gunung.
Erupsi gunung setinggi 3.842 meter di atas permukaan laut itu diketahui terjadi pada pukul 16.31 Wita dan Pukul 17.01 Wita.
"Erupsi Gunung ini terekam dua kali di seismogram dengan amplitudo maksimum 3-11 mm dan durasi selama 6 menit 53-380 detik. Ketinggian kolom abu hingga 700 meter itu teramati berwarna kelabu dengan intensitas sedang dengan arah abu condong ke timur," kata Kepala Pos Pantau Gunung Agung, Dewa Made Merthe Yasa seperti dilansir Antara.
Kasubid Mitigasi Gunung Agung Wilayah Timur dari PVMBG Badan Geologi, Kementerian ESDM, Devy Kamil, menambahkan, dalam erupsi pertama, tinggi kolom abu mencapai 700 meter. Dalam erupsi kedua,ketinggian kolom abun mencapai 300 meter di atas puncak.
Mengingat adanya abu vulkanik yang dikeluarkan, maka PVMBG juga mengeluarkan VONA dengan kode warna orange supaya instansi terkait penerbangan udara dapat mengantisipasi lebih cepat.
Analisis data komprehensif dari jaringan peralatan pemantauan Gunung Agung, kata Devy, menunjukkan bahwa dalam beberapa hari terakhir ini terjadi peningkatan aktivitas magmatik di dalam tubuh Gunung Agung, sehingga erupsi wajar terjadi.
"Pascaerupsi ini, Gunung Agung masih tetap berpotensi untuk erupsi kembali. Tipe erupsi yang mungkin terjadi dapat bersifat efusif (aliran lava ke dalam kawah) maupun eksplosif (lontaran lava pijar maupun abu)," katanya.
Status Gunung Agung saat ini masih berada di Level III (Siaga) dan radius bahaya masih berada di dalam radius 4 kilometer. PVMBG terus melakukan pemantauan 24 jam setiap hari untuk mengevaluasi ancaman bahayanya.
"Masyarakat diimbau agar tetap tenang, namun tetap siaga dan mengikuti rekomendasi dari PVMBG," katanya.