Ini Puisi Neno Warisman yang Dibacakan Sambil Menangis di Munajat 212

Jum'at, 22 Februari 2019 | 19:55 WIB
Ini Puisi Neno Warisman yang Dibacakan Sambil Menangis di Munajat 212
Acara Munajat 212. (Suara.com/Tyo)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Dari mulut-mulut kita telah terlantun shalawat, dzikir, dan doa bergulir, mengalir searah puturan bintang-bintang bertriliun banyaknya, tersatukan dalam munajat 212.

Miliaran matahari itu saudaraku, merekatkan diri, menjadi gumpalan kabut cahaya raksasa di semesta, bukti kebesaran Allah Azza wa Jalla, begitulah kita saudaraku.

Harusnya kita saling merekat, wahai para pejuang fii sabilillah di jalannya, ayo munjat, ayo rekatkan umat, jadikan barisan-barisanmu kuat dan saling rekat, rekatkan Indonesiamu, rekatkan jiwa-jiwamu, rekatkan langkah dan tindakanmu.

Ya Allah berjuta tangan para pejuang agamamu ini mengepalkan tinju mereka, berseru-seru mereka, mederu-deru mereka di setiap jengkal udara, hingga terlahir takbir kemenangan.

Baca Juga: Eddy Sindoro Sebut Keberadaanya di Luar Negeri untuk Menjalani Pengobatan

Kemenangan di ujung lelah, menggema. Takbir bersahut-sahutan. Berjuta sajadah akan kita hamparkan sebentar lagi kawan, berjuta kepala, menangis bersujud, bersyukur, basah air mata dalam bahagia kemenangan, sebentar lagi tiba.

Allahumma inni a’udzubika min jahdil bala wa darqil syaqa, wa suil qada’, wa syamadatil a’da’, jauhkan kami dari bala musibah, yang tak dapat kami atasi, lindungi kami dari kegembiraan orang-orang yang membenci kami,

Rekatkan jiwa-jiwa patriot kami dalam keikhlasan, di nadi-nadi kami, di jantung-jantung kami, di pundak-pundak kami, di jari-jari kami yang telah memilih untuk hanya selalu berdua, kita dan Allah Azza wa Jalla, selalu berdua, kita dan Rasulullah kekasih semesta, selalu berdua, kita dan saudara mukmin saling menjaga, selalu berdua, kita dan pemimpin yang membela hak-hak umat seutuhnya.

Duhai Allah Rabb, jangan Kau jadikan hati kami bagai si penakut-penakut, pengecut, sebab kami terlahir di tanah para pahlawan yang berani yang rela mengorbankan jiwa raga, harta dan segalanya.

Jangan jadikan hati kami lalai dan gentar, karena kami lahir dan besar dibimbing para ulama kami yang sabar, menetap jantung-jantung kami untuk menjadi pendekar yang berani berpihak pada yang benar.

Baca Juga: Luhut Tepis Tudingan Sudirman Said soal Pertemuan Jokowi dan Freeport

Duhai Allah jangan Kau jadikan hatikan kami tertutup dari cahaya terang kebenaran-Mu, yang menyala di malam-malam munajat saat Engkau turun ke jagat dunia telah engkau bersaksikan kami tegak berdiri Ya Allah,

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI