Dituduh Bohong soal Freeport, Sudirman Said: Seperti Kaset rusak

Jum'at, 22 Februari 2019 | 18:05 WIB
Dituduh Bohong soal Freeport, Sudirman Said: Seperti Kaset rusak
Direktur Materi Debat Pasangan Calon Prabowo Subianto-Sandiaga Uno, Sudirman Said, menyayangkan masif beredar tabloid Indonesia Barokah. (Suara.com/Adam Iyasa)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Tim Kampanye Prabowo Subianto - Sandiaga Uno sekaligus Mantan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Sudirman Said membantah berbohong soal pertemuan rahasia Jokowi dengan bos Freeport Robert Moffett. Pernyataan Sudirman Said dipertanyakan oleh sejumlah pihak, bahkan dituding telah berbohong.

Tudingan itu muncul setelah dirinya bercerita tentang pertemuan Presiden Joko Widodo (Jokowi) dengan Chairman & Co-Founder Freeport-McMoRan Inc, James Robert Moffett, di Istana pada 6 Oktober 2015 lalu.

Mantan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) itu dituding telah berbohong soal pertemuan Jokowi dengan Moffett. Di Twitter, tagar #SudirmanSaidBohong sempat menduduki posisi 5 Besar Trending Topic.

Sudirman Said mengaku tidak ambil pusing dengan tuduhan miring terhadapnya. Sudirman Said menghargai seluruh pendapat baik pro maupun kontra terhadap keterangannya terkait pertemuan tersebut.

Baca Juga: Luhut: Jokowi Tak Punya Deal Macam-macam dengan Freeport

"Apa saya punya potongan tukang bohong? Di balik saja yang menuduh saya berbohong itu siapa-sapa saja, dan cek sekelilingnya. Itu tuduhan musiman, seperti kaset rusak, menyuarakan tuduhan dan cerita karangan yang sama. Yang pada nulis karangan bebas itu, memasang identitas saja tidak berani. Bagaimana rakyat mau percaya," katanya dalam penjelasan tertulisnya yang diterima Bisnis/JIBI, Jumat sore (22/2/2019).

Sudirman menegaskan jika ada pihak yang memintanya bertanggungjawab atas testimoninya, dia mengaku siap bertanggungjawab. "Untuk kepentingan bangsa, negara dan rakyat seluruhnya, saya siap melakukan apa saja. [Dengan catatan], sepanjang tidak melanggar peraturan dan kepatutan," katanya.

Dalam acara diskusi dan bedah buku Satu Dekade Nasionalisme Pertambangan karya Simon Felix Sembiring, Rabu (20/02/2019) lalu, Sudirman menceritakan kejadian penting di balik persetujuan perpanjangan izin Freeport pada 7 Oktober 2015. Sudirman mengatakan yang memberikan persetujuan perpanjangan bukan dirinya.

Sudirman Said menjelaskan pada hari Selasa 6 Oktober 2015 sekitar pukul 08.00 WIB, dirinya menerima pemberitahuan dari ajudan Presiden Jokowi untuk menghadap ke Istana. Sekitar pukul 08.30 WIB, Sudirman tiba di Istana. Hanya menunggu sekitar 10 menit, Sudirman dipersilakan masuk ke ruang kerja Presiden.

"Sebelum masuk, saya diberitahu Asisten Pribadi Presiden bahwa pertemuan ini tidak ada. Lalu saya pun masuk. Ini agak dramatis, setelah masuk ke ruang kerja Presiden, saya kaget karena di dalam ternyata sudah ada Moffett," kata Sudirman.

Baca Juga: Pertemuan Rahasia Jokowi - Bos Freeport, Sudirman Said: Saya Tak Bohong

Sudirman pun mendengarkan arahan Presiden. "Tolong siapkan surat seperti yang dibutuhkan. Kira-kira demi menjaga kelangsungan investasi," kata Sudirman menirukan ucapan Presiden.

Setelah pertemuan singkat tersebut, Sudirman dan Moffett menuju ke satu tempat. Waktu itu Sudirman didampingi oleh seorang staf khusus.

Dalam pertemuan itu, Moffett menyodori sebuah draf. Sudirman pun bereaksi dengan menegaskan tidak akan mengikuti apa yang diinginkan Moffett sesuai isi draf tersebut.

"Saya bilang ke Moffett, kalau saya ikuti draf ini, itu berarti saya didikte. Itu berarti negara didikte oleh korporasi.Saya tegaskan, silakan buat surat dan saya akan buat draf yang isinya akan melindungi kepentingan nasional," katanya.

Sore harinya kira-kira pukul 16.00 WIB, Sudirman kembali ke Istana menemui Presiden membawa draf surat untuk disampaikan ke Moffett.

"Saya sampaikan ke Presiden, saya belum meneken surat tersebut. Apa komentar Presiden, beliau bilang kok begini saja tidak mau," ungkap Sudirman Said.

Tidak lama setelah kejadian penting itu, mencuat kasus yang menghebohkan: Papa Minta Saham. Pada Oktober 2016, karir politik Sudirman berakhir, diberhentikan dan digantikan oleh Ignasius Jonan.

Presiden Jokowi menanggapi enteng tuduhan Sudirman Said yang menyebut adanya pertemuan rahasia Jokowi dengan James Robert Moffett.

"Nggak sekali dua kali ketemu, gimana sih kok diam-diam. Ya, ketemu bolak-balik, enggak ketemu sekali dua kali," katanya selepas menghadiri acara pembukaan pelatihan saksi TKN Jokowi-Ma'ruf di Hotel El Royal, Kelapa Gading, Jakarta Utara, Rabu (20/2/2019).

Jokowi menegaskan pertemuan tersebut merupakan permintaan perpanjangan kontrak dari pihak PT Freeport Indonesia.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI