Setelah pertemuan singkat tersebut, Sudirman dan Moffett menuju ke satu tempat. Waktu itu Sudirman didampingi oleh seorang staf khusus.
Dalam pertemuan itu, Moffett menyodori sebuah draf. Sudirman pun bereaksi dengan menegaskan tidak akan mengikuti apa yang diinginkan Moffett sesuai isi draf tersebut.
"Saya bilang ke Moffett, kalau saya ikuti draf ini, itu berarti saya didikte. Itu berarti negara didikte oleh korporasi.Saya tegaskan, silakan buat surat dan saya akan buat draf yang isinya akan melindungi kepentingan nasional," katanya.
Sore harinya kira-kira pukul 16.00 WIB, Sudirman kembali ke Istana menemui Presiden membawa draf surat untuk disampaikan ke Moffett.
Baca Juga: Luhut: Jokowi Tak Punya Deal Macam-macam dengan Freeport
"Saya sampaikan ke Presiden, saya belum meneken surat tersebut. Apa komentar Presiden, beliau bilang kok begini saja tidak mau," ungkap Sudirman Said.
Tidak lama setelah kejadian penting itu, mencuat kasus yang menghebohkan: Papa Minta Saham. Pada Oktober 2016, karir politik Sudirman berakhir, diberhentikan dan digantikan oleh Ignasius Jonan.
Presiden Jokowi menanggapi enteng tuduhan Sudirman Said yang menyebut adanya pertemuan rahasia Jokowi dengan James Robert Moffett.
"Nggak sekali dua kali ketemu, gimana sih kok diam-diam. Ya, ketemu bolak-balik, enggak ketemu sekali dua kali," katanya selepas menghadiri acara pembukaan pelatihan saksi TKN Jokowi-Ma'ruf di Hotel El Royal, Kelapa Gading, Jakarta Utara, Rabu (20/2/2019).
Jokowi menegaskan pertemuan tersebut merupakan permintaan perpanjangan kontrak dari pihak PT Freeport Indonesia.
Baca Juga: Pertemuan Rahasia Jokowi - Bos Freeport, Sudirman Said: Saya Tak Bohong