Suara.com - Jagat media sosial dibuat heboh dengan video aksi seorang lelaki yang melakukan pembelaan lantaran penceramah bernama Sugik Nur atau Gus Nur dianggap telah menghina Presiden Joko Widodo. Namun, lelaki itu justru menjadi korban penganiayaan setelah diseret oleh massa yang hadir dalam acara itu.
Aksi penganiayaan itu diabadikan dalam sebuah video yang diunggah oleh akun Twitter @aryprasetyo_85. Dalam video viral itu, lelaki yang mengenakan peci itu memberikan pendapat terkait isi ceramah Gus Nur yang dianggap menghina kepala negara.
"Kemarin ada seorang ibu bermental baja mengingatkan jangan menghina presiden! Ini seorang bapak juga mengingatkan Sugik Nur jangan menghina presiden, karena itu sama saja menghina bapak kita sendiri. Lihatlah perlakuan mereka ke si bapak. Miris langsung diseret sambil takbir. Beginikah Islam?" tulis akun @aryprasetyo_85 seperti dikutip Suara.com, Jumat (22/2/2019).
Dalam video itu, sang pria berpeci itu berpendapat bila seorang kepala negara diibaratkan sebagai kepala rumah tangga. Bila ada orang ataupun tokoh agama yang menjelekkan kepala negara sama artinya dengan menjelekkan ayahnya sendiri, seorang kepala negara.
Baca Juga: Seorang Guru Dipecat Karena Main Game Bareng Murid, Ini Kisahnya
"Kalau kita hari ini, kalau ada ustad hari ini menjelek-jelekkan kepala negara sendiri, kita semua berpikir kalau ada orang yang mau menjelek2an ayahnya. Itu bagaimana," kata si pria.
Sontak sejumlah orang langsung menarik paksa microphone yang digunakan pria itu. Sembari menyerukan takbir, orang-orang disekitar langsung menarik pria itu dan menyeretnya keluar dari majelis.
Unggahan video ini pun mendadak viral di media sosial. Sejak diunggah pada Kamis (21/2/2019), sudah ada 1.492 orang yang menyukai unggahan ini, salah satunya adalah Dewan Pertimbanga Presiden Sidarto Danusubroto melalui akun Twitter pribadinya @Sidarto_DS.
Gus Nur sendiri saat ini sedang menjalani proses peradilan di Polda Jawa Timur. Gus Nur ditetapkan sebagai tersangka atas kasus ujaran kebencian di media sosial yang menghina Nahdlatul Ulama dan Banser.
Baca Juga: Studi: Anak Terbiasa Sarapan Punya Nilai Rapor Lebih Tinggi