Suara.com - Semua mata kini tiba-tiba tertuju pada Kampung Tambak Lorok, yang berada di kawasan Semarang Utara, Semarang, Jawa Tengah, usai dikunjungi capres petahana Joko Widodo (Jokowi) dan Waketum Gerindra, Fadli Zon.
Well, spotlight kini tertuju pada kampung tersebut, namun bagi warga Tambak Lorok sendiri, kedatangan para pejabat maupun tokoh nasional rupanya sudah merupakan hal biasa.
Ya, bahkan hal tersebut ternyata menjadi kebiasaan tatkala memasuki tahun politik. Saat Pileg, Pilkada, sampai Pilpres, banyak tim pemenangan capres selalu menyambangi pemukiman kumuh di utara kota Semarang itu.
Tak ayal, memasuki jalan di Tambak Lorok, bertebaran atribut capres dan partai. Dari baliho, bendera, spanduk, bahkan perahu nelayan pun kerap terpasang atribut capres dan partai.
Baca Juga: Ditekuk Madura United, Sriwijaya FC Tersingkir dari Piala Indonesia
Juminto, salah satu tokoh masyarakat Tambak Lorok menyebut, sejak dulu daerahnya itu merupakan lahan basah para calon pejabat. Mencoba menarik perhatian dengan program memperbaiki kualitas hidup warga Tambak Lorok.
"Tapi semua omong kosong, warga di sini sudah tahu semua. Tapi meski begitu, kami menerima terbuka semua apa yang diberikan mereka. Toh mereka sudah pasti lupa dengan janji mereka saat kampanye," seloroh Juminto kepada Suara.com.
Juminto bersama warga lain sepertinya sudah 'otomatis' sepakat, menerima semua bentuk program kampanye apapun warna partainya.
Namun, soal urusan memilih menjadi hak masing-masing warga. Disebut Juminto, warga Tambak Lorok juga tak terpecah meski banyak kepentingan caleg dan capres bermanuver di situ.
"Dimana pun namanya kampung pesisir itu menjadi rebutan saat kampanye, padat penduduk dan mudah dikondisikan," ujar Juminto.
Baca Juga: Pelatih Persija Sanjung Penampilan Heri Susanto sebagai Penyerang
Juminto mengakui, dia kerap dimintai bantuan oleh tim pemenangan capres dan partai politik. Semua bantuan itu dia kelola dan diserahkan ke warga.
Juminto mengaku sudah mengantongi beberapa jadwal kedatangan tim pemenangan para capres dan caleg ke Tambak Lorok untuk beberapa waktu depan.
"Pada menghubungi saja. Ada PDIP, Gerindra, PAN, Perindo, PKB, sampai partai baru pasti minta bantuan ke saya untuk sosialisasi. Ya, saya terima semua, saya berikan ke warga langsung," tutur Ketua Asosiasi Masyarakat Nelayan Indonesia (AMNI) Tambak Lorok itu.
Juminto mengatakan, selama program itu baik untuk warga Tambak Lorok, dia akan membantu tanpa melihat siapa dibalik partainya. Juminto mengaku netral bersikap dalam urusan hak politik.
"Yang terpenting anak-anak di sini diperhatikan, terutama pendidikan dan kesehatan. Ada juga caleg yang sudah jadi sampai sekarang masih ingat kami, tapi banyak yang lupanya," ungkapnya.
Soal kedatangan Jokowi dan Fadli Zon apakah akan berpengaruh terhadap kecenderungan warga untuk memilih, Juminto menyebut tak akan merubah banyak peta kekuatan elektabilitas.
"Kalau caleg terserah warga saya tidak mengarahkan, kalau pilpres juga terserah siapa yang jadi presiden, baik Jokowi atau Prabowo Subianto, yang penting kami bisa melaut dan bekerja dapat ikan. Tapi di sini banyak warna merah dari dulu. Tapi sekarang sama-sama kuat," bebernya.
Kontributor : Adam Iyasa