Suara.com - Tim Calon Presiden dan Wakil Presiden Prabowo Subianto - Sandiaga Uno meminta kepolisian bereaksi soal dugaan adanya gerakan ingin gagalkan pemilu. Paling tidak polisi mengawasi gerakan itu untuk deteksi dini.
Hal itu dikatakan Juru Bicara Badan Pemenangan Nasional (BPN) Prabowo - Sandiaga, Suhud Alynudin. Dia menanggapi pernyataan dari pakar hukum tata negara Mahfud MD soal adanya gerakan yang ingin menggagalkan pemilu.
Suhud mengatakan, aparat dalam hal ini Badan Intelijen Negara atau BIN sudah harus mulai bergerak untuk mencari adanya gerakan semacam itu di tengah-tengah masa kampanye Pemilu 2019. Hal itu diupayakan untuk mencegah gerakan itu akan semakin membesar.
"Pihak aparat, terutama intelijen, tentu harus aktif mendeteksi sejak dini gerakan tersebut, agar tidak membesar dan dapat dicegah sejak awal," kata Suhud kepada Suara.com, Kamis (21/2/2019).
Baca Juga: Demokrat Menilai Jokowi dan Prabowo Sama-sama Gagal di Debat
Suhud menilai meskipun gerakan itu tidak muncul ke permukaan namun memiliki tingkat bahaya yang sangat tinggi karena tujuannya yang ingin merusak pesta demokrasi.
"Ancaman terhadap pelaksanaan pemilu yg merupakan pesta demokrasi rakyat ancaman yang serius. Kegagalan dalam mendeteksi dan mengantisipasi merupakan kegagalan menjaga hak dan kedaulatan rakyat," pungkasnya.
Untuk diketahui, Pakar hukum tata negara Mohammad Mahfud MD mengatakan saat ini ada sebuah gerakan yang berupaya menggagalkan pemilihan umum (pemilu).
Gerakan itu belum besar. Namun Menurut, Mahfud MD, pemerintah sudah harus waspada. Gerakan itu ingin Pemilu 2019 kacau dan gagal.
Baca Juga: Mahfud MD: Ada Gerakan Ingin Gagalkan Pemilu 2019, Ingin Pemilu Jadi Kacau