Ribut Debat Pilpres, Luhut: Saya Bilang ke Ferdinand Nggak Usah Ribut-ribut

Rabu, 20 Februari 2019 | 13:43 WIB
Ribut Debat Pilpres, Luhut: Saya Bilang ke Ferdinand Nggak Usah Ribut-ribut
Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman Luhut Binsar Pandjaitan. (Suara.com/Walda Marison)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman Luhut Binsar Pandjaitan membantah adanya ribut-ribut elit politik saat Debat Pilpres kedua di Hotel Sultan, Jakarta, Minggu (17/2/2019). Hanya saja Luhut sempat menyampaikan ke Politisi Demokrat Ferdinand Hutahaean jangan ribut.

Hal itu dinyatakan Luhut di Istana Kepresidenan Jakarta, Rabu (20/2/2019) siang. Luhut menjelaskan kericuhan yang sempat terjadi di arena Debat Pilpres itu tidak menyebabkan keributan berarti.

"Saya bilang sama Ferdinand enggak usah ribut-ribut lah, itu saja. Karena di depan kami sudah banyak. Saya kan boleh, bilang jangan ribut-ribut. Kan tidak elok dilihat orang. Masa nggak boleh," kata Luhut.

"Nggak ada apa-apa, saya nggak ribut, baik-baik saja kok," balas Luhut saat ditanya lagi soal keributan itu.

Video yang merekam adanya kericuhan dalam arena debat kedua Pilpres 2019, Minggu (17/2) malam, bergulir di media-media sosial setelah diunggah Wakil Sekretaris Jenderal Partai Demokrat Andi Arief.

Baca Juga: Luhut Terlibat Kisruh di Debat, BPN: Wajar Enggak Menteri Ikut Nimbrung?

Dalam video yang diunggah ke akun Twitter miliknya, Senin (18/2/2019), tampak kubu pendukung Capres nomor urut 1 Jokowi tengah berseteru dengan blok pendukung Capres nomor undian 2 Prabowo Subianto.

"Partai Demokrat tadi malam protes keras ke KPU yang membiarkan terjadinya serangan yang melanggar aturan," tulisa Andi Arief sebagai keterangan video.

Sementara akun Jansen Sitindaon yang mengomentari video itu menyebutkan, keributan terjadi saat jeda penayangan debat itu di televisi.

Ia mengatakan, kubu pendukung Prabowo melayangkan protes kepada KPU dan BAwaslu karena Jokowi menyerang pribadi.

"Ramai semalam di waktu jeda. Kami timses 02 protes keras di tempat kepada KPU dan Bawaslu karena Capres Jokowi menyerang pribadi. Padahal ketentuannya itu tidak boleh,” tulisnya.

Baca Juga: Kubu Prabowo Marah ke KPU di Ruang Debat, Menteri Luhut Pisahkan Ferdinand

Namun, kata Jansen, “KPU menjawab larangan menyerang pribadi ini telah disampaikan kepada kandidat, termasuk Jokowi. Utk itu kami minta ditindak!”

Sementara dari kubu Jokowi, akun Ezki Suyanto mengatakan terdapat upaya pemelintiran bahwa keributan itu dimulai oleh pendukung capres nomor urut 1.

Padahal, menurut Ezki, keributan itu terjadi karena kubu pendukung Prabowo, yakni politikus Partai Demokrat Ferdinand Hutahean, memprotes KPU serta moderator debat gara-gara Jokowi mengungkap lahan yang dikuasai sang rival.

”Kejadiannya sebenarnya setelah jokowi bicara soal kepemilikan tanah kemudian break. Tiba-tiba Ferdinand menghampiri KPU dan Tomi Tjokro juga Anisa,” tuturnya.

“Ferdinand mengatakan, kalau KPU dan moderator telah menyerang pribadi Prabowo. Suasana menjadi riuh. Kemudian LBP (Luhut Binsar Panjaitan) menghampiri untuk menanyakan ada keributan apa? Kemudian LBP ditarik oleh tim 01 karena urusan KPU dan tim 02.”

“LBP mengatakan saya ingin tahu ada apa, dan ingin semua baik-baik sambil kembali ke kursi. Setelah duduk, Ferdinand menghampiri LBP kemudian mencium tangan. Telah terjadi pelintiran seolah2 tim 01 memancing keributan,” tegasnya.

Untuk diketahui, Jokowi dinilai kubu pendukung Prabowo telah melakukan serangan terhadap pribadi karena mengungkap data penguasaan lahan oleh capres nomor urut 2 tersebut.

Jokowi dalam debat tersebut sempat memberikan pernyataan mengenai lahan yang dimiliki Prabowo. Hal itu diungkapkan saat Jokowi menanggapi pernyataan Prabowo mengenai strategi pemerintah untuk membagi-bagikan sertifikat lahan untuk rakyat.

Menurut Prabowo, program seperti itu justru tidak efektif karena bisa jadi, semua lahan di Indonesia nantinya tak lagi tersisa.

“Kami punya pandangan strategis, beda yang dilakukan Pak Jokowi dan pemerintahnya. Program itu menarik untuk satu atau dua generasi. Tapi masalahnya tanah tidak bertambah. Kalau bapak bangga membagikan 12 juta (sertifikat), 20 juta (sertifikat), nanti pada saatnya tak punya lahan, bagaimana anak cucu kita?” tutur Prabowo.

Ia lantas menegaskan, ”Kalau kami, strateginya mengikuti Pasal 33 UUD 1945, bumi, air dan kekayaan alam dikelola oleh negara.”

Menanggapi Prabowo, Jokowi justru mengungkap lahan yang dikuasai oleh rivalnya tersebut.

”Rakyat indonesia, pembagian 2,6 juta sertifikat itu agar tanah-tanah kita produktif. Saya tak memberikan sertifikat ke yang besar-besar,” tuturnya.

”Saya tahu Pak Prabowo punya lahan luas di KalimantanTimur sebesar 220 ribu hektare, dan di Aceh Timur 120 ribu hektare, bahwa pembagian seperti ini tak dilakukan masa pemerintahan saya.”

Prabowo yang mendengar pernyataan Jokowi hanya tersenyum tak bisa membalas, karena segmen tersebut diakhiri untuk iklan televisi.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI