Napi Terorisme Noim Baasyir Bebas, Ini Kesaksian Kalapas

Liberty Jemadu Suara.Com
Selasa, 19 Februari 2019 | 23:29 WIB
Napi Terorisme Noim Baasyir Bebas, Ini Kesaksian Kalapas
Narapidana kasus terorisme Noim Baasyir memberi isyarat jempol saat dikonfirmasi wartawan sekeluarnya dari Lembaga Pemasyarakatan Kelas IIB Tulungagung, Jawa Timur, Selasa (19/2). [ANTARA FOTO/Destyan Sujarwoko]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Kepala Lembaga Pemasyarakatan Klas IIB Tulungagung Erry Taruna menyatakan, eks-narapidana kasus terorisme Noim Baasyir meninggalkan kesan baik, meski tidak pernah mau mengikuti program kerohanian dan salat Jumat berjamaah yang rutin digelar LP setempat.

"Dia (Noim) selama ini aktif. Memang kalau masalah pembinaan dia tidak ikut, tetapi yang jelas kalau sosialisasi dengan rekan yang lain bagus. Dengan warga binaan lain bagus. Dia tidak menutup diri," kata Erry Taruna di Tulungagung, Jawa Timur, Selasa (19/2/2019).

Kesan itu disampaikan Erry usai melepas napi terorisme Noim Baasyir yang bebas murni, setelah menjalani masa hukuman selama enam tahun potong tiga bulan remisi tahanan pada Selasa pagi.

Sejumlah program pembinaan yang tidak diikuti oleh Noim dan dua napi terorisme lain (saat ini tinggal tersisa satu napi terorisme) adalah kegiatan kerohanian, yasinan rutin dan salat berjamaah, termasuk salat Jumat yang digelar rutin setiap pekannya.

Kata Erry, pihaknya memang tidak terlalu memaksakan karena hal itu berkaitan dengan keyakinan dan akidah yang dianut Noim dan napi terorisme lain.

"Kalaupun dipaksakan tapi tidak ikhlas, kan percuma," kata Erry Taruna melanjutkan.

Para napi terorisme tidak membuat onar dan masalah saja sudah bagus, katanya. Apalagi selama ini Noim dan dua napi terorisme lain terlihat nyaman dan tetap bisa berbaur dengan warga binaan lain.

Program deradikalisasi sebenarnya juga telah dilakukan Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) di LP Tulungagung. Namun diakui Erry, program deradikalisasi tidak terlalu efektif. Hal itu dikarenakan program tersebut hanya dilakukan sekali atau maksimal dua kali dalam setahun. Itupun sifatnya hanya diskusi saja dan mewawancarai.

"Dulu katanya, sebelum dipindah ke sini, diajak ngomong pun tidak mau ngomong. Diam saja, susah kan. Mungkin juga karena pendekatan teman-teman kami juga yang kekeluargaan, sehingga mereka menjadi lebih terbuka," kata Erry Taruna.

Erry sempat berpesan kepada Noim agar kembali menjadi warga yang baik, bekerja dan berkarya untuk memberi manfaat kepada keluarga dan masyarakat sekitar, daerah dan negara.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI