Tafsir Sandiaga soal Prabowo yang Khawatir Unicorn Dikuasai Asing

Senin, 18 Februari 2019 | 16:28 WIB
Tafsir Sandiaga soal Prabowo yang Khawatir Unicorn Dikuasai Asing
Sandiaga Uno. (Suara.com/Rambiga)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Cawapres nomor urut 2 Sandiaga Uno menjelaskan jawaban Capres Prabowo Subianto saat ditanya rivalnya, Jokowi, soal unicorn di Indonesia dalam debat kedua Pilpres 2019, di Hotel Sultan, Senayan, Jakarta, Minggu (17/2) malam.

Sandiaga memahami kekhawatiran Prabowo soal kepemilikan saham oleh pihak asing di sejumlah unicorn di Indonesia.

Ia mengungkapkan, seharusnya bangsa Indonesia mewaspadai kehadiran perusahaan-perusahaan start-up di Indonesia agar tak jatuh ke tangan asing.

Pasalnya, sejumlah perusahaan unicorn di Indonesia diketahui menerima investasi dari perusahaan asing.

Baca Juga: Lika-liku Richard Mainaky, dari Debt Collector Jadi Pencetak Juara

"Karena membutuhkan dana yang sangat besar, akhirnya menggunakan modal asing, kepemilikan itu oleh investor-investor besar, investor luar negeri yang sangat besar," kata Sandiaga di Prabowo - Sandiaga Media Center, Jalan Sriwijaya I, Jakarta Selatan, Senin (18/2/2019).

Unicorn sendiri merupakan istilah yang digunakan untuk perusahaan start-up alias perusahaan rintisan yang bernilai di atas USD 1 milliar atau setara Rp 13,5 triliun.

Sementara ini ada empat perusahaan unicorn di Indonesia yakni yakni Go-Jek, Tokopedia, Bukalapak, dan Traveloka.

"Kalau dibedah ini sudah menjadi pembahasan, ada investor asing yang menguasai," ujarnya.

Sandiaga juga berusaha menjelaskan apa yang dikhwatirkan Prabowo tersebut. Menurutnya, perusahaan unicorn seharusnya bisa bermanfaat untuk menciptakan lapangan kerja bagi masyarakat lokal.

Baca Juga: Kasus Taufik Kurniawan, Sekjen DPR Ditanya Terkait 8 Dokumen Sitaan KPK

"Pak Prabowo menyampaikan kalau unicorn ini besar, dan kepemilikannya bukan dimiliki oleh orang dalam negeri, maka nanti devidennya mengalir ke luar negeri. Ini mempercepat kesenjangan dan ketimpangan investor dalam negeri, terhadap aset-aset bangsa yang menguasai lini-lini penting dalam sektor teknologi digital,” jelasnya.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI