Suara.com - Presiden Joko Widodo mengingatkan masyarakat tentang letak geografis Indonesia yang berada di peta bencana. Menurutnya, negara ini dilewati jalur bencana atau cincin api, yang mana ada daerah yang rawan banjir, rawan longsor, rawan gempa, dan ada juga daerah yang rawan tunai.
"Nah, kita tidak tahu, kapan bencana akan datang, makanya kita harus selalu siap," kata Jokowi, dalam sambutannya dalam "Tagana Masuk Sekolah dan Kampung Siaga Bencana", di alun-alun Kecamatan Panimbang, Kabupaten Pandeglang, Banten, Senin (17/2/2019).
Menurut Presiden, kondisi ini mengharuskan masyarakat untuk senantiasa waspada dan punya pengetahuan tentang mengurangi risiko bencana.
"Untuk itu, saya ingin tahu, seberapa siap bila kita menghadapi bencana?" tanyanya, seraya memanggil tiga orang yang hadir agar maju ke depan.
Baca Juga: Perangi Kemiskinan, Kemensos Naikkan Jumlah Keluarga Penerima Manfaat
Presiden minta siswa SD bernama Muhammad Alan untuk maju dan memintanya memberi tahu, apa yang harus dilakukan bila bencana terjadi, misalnya gempa.
"Pertama, lindungi kepala, lalu masuk ke kolong meja. Bila gempa sudah mereda, lari ke tanah lapang," kata Alan.
Presiden tampak puas dengan jawaban Alan.
Siswi SMA bernama Damayanti, memilih langsung lari ke lapangan bila gempa terjadi. Atas penjelasan Damayanti, Jokowi minta salah satu anggota Tagana naik ke panggung untuk memberikan tanggapan.
"Salah Bapak Presiden. Yang benar adalah lindungi kepala lebih dulu, kemudian berlindung di kolong meja. Jauhi kaca, kemudian bila gempa reda, lari ke tanah lapang, " katanya.
Secara umum, Presiden menyatakan puas dengan kesiapan masyarakat dan siswa dalam menghadapi bencana.