Suara.com - Meski tak mengalami luka serius, seorang balita perempuan berusia 4 tahun yang ikut menjadi korban ledakan petasan di lokasi nonton bareng (nobar) debat Pilpres di Parkir Timur Senayan masih trauma. Bocah tersebut merupakan salah satu dari lima korban ledakan yang dirawat di Rumah Sakit Pelni, Jakarta Barat.
Kepala Divisi Pengembangan RS Pelni, Dokter Didid Winnetouw mengatakan kondisi syok tersebut picu karena kerasnya ledakan tersebut.
"Memang tidak terkena dampak secara langsung, lebih ke syok ya, kaget, takut, panik," kata Didid kepada Suara.com, Senin (18/2/2019).
Selain masih syok, Didid mengatakan para korban mengalami gangguan pada pendengarannya masing-masing.
Baca Juga: BLITS Diberangkatkan dari PLN ULP Sampit Menuju Palangkaraya
"Kemudian dampak yang sifatnya sementara pada telinga, telinga kan berdenging saat letusan suara yang keras, mengakibatkan gangguan sementara," jelasnya.
Terkait insiden ledakan petasan itu, sebanyak empat orang sudah bisa dipulangkan sesuai menjalani perawatan medis, sedangkan satu korban lainnya masih harus dirawat di RS Pelni.
Sebelumnya, sebuah ledakan terjadi di arena nonton bareng debat capres kedua di Parkir Timur Senayan, Minggu (17/2/2019). Ledakan tersebut terjadi di dekat arena nobar pendukung paslon nomor urut 01 Joko Widodo - Ma'ruf Amin.
Akibatnya, 7 orang korban dilarikan ke rumah sakit, dua ke Rumah Sakit Angkatan Laut (Rumkital) Dr. Mintohardjo, Jakarta Pusat dan lima lainnya ke Rumah Sakit Pelni, Jakarta Barat.
Kapolda Metro Jaya Irjen Gatot Eddy Pramono memastikan ledakan di dekat lokasi Debat Pilpres di Parkir Timur Senayan adalah petasan, bukan bom. Hal itu dipastikan oleh penjinak bom atau gegana
Baca Juga: Pasca Kebakaran, Rumah Bamsoet Dipasang Kain Hitam