Begum pertama kali dilacak oleh The Times. Dalam sebuah wawancara yang diterbitkan pada 13 Februari, dia mengatakan dia hamil besar dan kehilangan dua anak.
Begum mengatakan dia melarikan diri dari Baghuz, benteng terakhir Isis di Suriah timur, dua minggu lalu. Suaminya, seorang mualaf dari Belanda, diperkirakan telah menyerah kepada sekelompok pejuang Suriah.
"Saya hanya seorang ibu rumah tangga selama empat tahun penuh. Mereka tidak benar-benar memiliki bukti bahwa aku melakukan sesuatu yang berbahaya," ujarnya.
Sementara itu, perdebatan terus berlanjut apakah Begum harus ditolak kembali ke Inggris.
Baca Juga: ISIS Klaim Bunuh 15 Tentara Mesir Dalam Bentrokan di Sinai
Menulis di Sunday Times, Menteri Dalam Negeri Sajid Javid memperingatkan dia "tidak akan ragu" untuk mencegah kembalinya warga Inggris yang bepergian untuk bergabung dengan Isis.
"Tantangan sulit yang kita hadapi sekarang adalah apa yang harus kita lakukan terhadap mereka yang masih berusaha untuk kembali," tegasnya.
Tetapi pemerintah tidak memiliki staf konsuler di Suriah dan mengatakan tidak akan mempertaruhkan nyawa untuk membantu warga Inggris yang telah bergabung dengan kelompok teroris terlarang.
Jika Begum dapat mencapai konsulat Inggris di negara yang diakui, diperkirakan kepala keamanan dapat "mengelola" kepulangannya.
Baca Juga: Pertempuan Berdarah 2 Hari, Legiun Asing ISIS Coba Kudeta Al Baghdadi